Penjelasan Tentang Makna Thiyarah dan Tathayyur Serta Perbedaan Antara Keduanya
Menurut ahli bahasa,
sejarah dan tarikh, asal kata tathayyur diambil dari kebiasaan orang
jahiliah menghardik burung dan melihat arah terbangnya kearah kanan atau
kiri [1]. Dari sini mereka mengambil kata tathayyur….
Demikian dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr rahimahullah dalam at-Tahmid (9/282)
Tathayyur dan thiyarah, kedua kata tersebut disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wassallam dari hadits Ibnu Mas’ud radhiyallhu anhu:
“Tathayyur itu syirik, tathayyur itu syirik -tiga kali-, dan tidak ada
di antara kita melainkan (pernah terbesit dalam hatinya sesuatu dari
tathayyur) [2]. Akan tetapi Allah subhanahu wa ta ‘ala menghilangkannya denhan tawakkal.”
Sedangkan lafadz tathayyur di antaranya terdapat dalam hadts ibnu Abbas
radhiyallahu anhu tentang 70.000 orang dari umat rasulullah shallallhu
alaihi wassallam yang masuk jannah (surga) tanpa hisab dan tanpa azab.
rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda tentang sifat mereka:
“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak meminta
untuk di-kay, tidak pula bertathayyur dan hanya kepada Allah -lah
mereka bertawakal.” [3]
Al-Qarafi rahimahullah membedakan makna kedua lafadz tersebut. Beliau rahimahullah berkata: “Tathayyur adalah persangkaan jelek
yang muncul dalam hati. sedangkan thiyarah adalah perbuatan yang
dilakukan sebagai sebagai akibat dari persangkaan itu, yaitu larinya dia
dari urusan yang akan dilakukan atau perbuatan yang lain.” (Al-Furuq
4/238)
Misalnya ada seorang yang akan melakukan safar. ketika ia hendak
berangkat ia melihat burung gagak bertengger di sebuah pohon sambil
bersuara. Muncullah ketika itu rasa takut dan khawatir dalam hatinya,
jangan-jangan kesialan akan menimpa dalam perjalanan yang hendak ia
lakukan. Menurut Al_quran perasaan takut dalam hati inilah yang disebut
tathayyur. seandainya dia kemudian mengurungkan niatnya untuk safar dan
kembali ke rumahnya karena rasa takut itu, perbuatan membatalkan
perjalanan sebagai akibat dari prasangka buruknya disebut thiyarah.
Footnote
[1] Jika ia terbang ke arah kanan berarti pertanda kebaikan, namun jika ia terbang ke arah kiri artinya pertanda kesialan
[2] Kalimat dalam tanda kurung adalah kalimat yang sengaja tidak dilafadzkan karena tidak disukai. lihat Aunul Ma’bud (10/406)
[3] HR. Bukhari no. 5705 dan Muslim no. 220 dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhumma
Sinopsis..!! Syetan senantiasa menggoda manusia dan berusaha
menjerumuskan mereka ke jalan yang sesat, dan target utama syetan adalah
menjadikan manusia kafir kepada Allah subhanahu Wata'ala, yaitu dengan
ucapan-ucapan, perbuatan, keyakinan, syirik yang dapat mengkafirkan.
Adapun salah satu upaya syetan dalam menyesatkan manusia adalah dengan
keyakinan Tathayyur, yaitu merasa sial karena hal-hal tertentu, nah
sejauh manakah kesesatan dari keyakinan ini, mari kita simak pembahasan
selengkapnya..!!
Nama Imam Syafi'i sering disebut, bahkan sangat familiar di telinga
kita. Tetapi, apakah kita tahu sejarah hidupnya? Bahwa ia dilahirkan di
kota Gaza, Palestina? Sebuah kota yang kini diblokade Israel sehingga
menjadi "penjara" terbesar di dunia. Tahukah kita, bahwa ulama fenomenal
yang memiliki nama asli Muhammad bin Idris ini telah hafal Al-Qur'an
pada usia 7 tahun dan hafal kitab hadits Al-Muwatha' pada usia 10 tahun?
Dr Tariq Suwaidan membagi pembahasan Biografi Imam Syafi'i dalam
empat bagian. Pertama, mengenal Imam Syafi'i. Bagian ini mengupas
sejarah Imam Syafi'i mulai kelahiran hingga masa remajanya, disertai
sifat fisik, suara dan pakaiannya. Kedua, bakat dan keistimewaan Imam
Syafi'i; membahas bakat khusus, keteladanan akhlak dan kepandaiannya
sebagai sastrawan dan ahli bahasa. Ketiga, puncak ketenaran Imam
Syafi'i. Pada bagian ini pembaca disuguhi sejarah Syafi'i saat mulai
menjadi murid Imam Malik, menjadi ulama di Makkah, menjadi ulama di
Irak, hingga yang terakhir pindah ke Mesir. Keempat, prinsip dasar dan
keistimewaan mazhab Syafi'i, baik terkait aqidah, prinsip dasar,
karya-karyanya, murid-muridnya hingga pujian para ulama saat kehilangan
imam besar ini.
Sejarah Singkat Imam Syafi'i
Dari buku Biografi Imam Syafi'i kita mengetahui bahwa Imam
Syafi'i lahir di Gaza pada tahun 150 H, tahun wafatnya Imam Abu Hanifah.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin
Ustman bin Syafi'i bin al-Sa'ib bin 'Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim
bin Muthalib bin Abdi Manaf. Jadi, beliau kelak dikenal dengan nama
kakek dari kakeknya. Imam Syafi'i adalah satu-satunya imam mazab yang
memiliki nasab murni Arab dan bersambung dengan nasab Rasulullah pada
kakek moyangnya, Abdi Manaf.
Di masa kecilnya Imam Syafi'i hidup miskin. Namun ia memiliki ibu yang
luar biasa. Sang ibu yang berasal dari Azad merupakan muslimah yang ahli
beribadah dan berakhlak mulia. Jika kemudian Syafi'i menjadi ulama dan
imam besar, itu adalah saham ibunya yang mendidik Syafi'i sejak kecil
dan mengirimnya ke Makkah untuk menimba ilmu dari para ulama serta
mencari garis nasabnya agar bisa meneladani kemuliaan mereka.
Di Makkah itulah, Imam Syafi'i yang masih berusia tujuh tahun telah
hafal Al-Qur'an. Saat gurunya terlambat, Syafi'i kecil lah yang
mengajari anak-anak lainnya. Ia biasa menghafalkan seketika saat gurunya
mendiktekan. "Tak layak bagiku untuk memungut bayaran sepeserpun
darimu," kata sang guru mengetahui keistimewaan dan 'jasa' Syafi'i
kecil.
Memasuki usianya yang kedelapan, Syafi'i kecil sudah terbiasa bergabung
dengan para ulama di Masjid. Ia mulai menghafal hadits. Ia menghafalnya
dari apa yang ia dengarkan. Syafi'i kecil juga suka ke perpustakaan
untuk membaca catatan dan berbagai manuskrip. Dari sinilah Imam Syafi'i
hafal Al-Muwatha' pada usia 10 tahun, sebelum bertemu dan berguru pada
Imam Malik, sang penyusun kitab hadits itu.
Selain keistimewaannya dalam menghafal, Syafi'i yang mulai tumbuh remaja
juga berlatih memanah dan berkuda. Ia menjadi ahli dalam kedua jenis
olah raga yang dianjurkan Rasulullah itu. "Setiap sepuluh anak panah
yang kuluncurkan, semuanya tepat mengenai sasaran," kata Imam Syafi'i
beberapa tahun kemudian kepada para muridnya.
Imam Syafi'i mengasah kedua keterampilan itu sewaktu di dusun, yakni
kaum Hudzail. Di sanalah Syafi'i menetap beberapa tahun, yang tujuan
utamanya adalah mempelajari bahasa Arab yang murni, sejarah dan ilmu
nasab, serta syair. Setelah selesai Syafi'i kembali ke Makkah sebagai
seorang penyair, dengan hafalan Qur'an dan Al-Muwatha' yang masih
terjaga.
Untuk beberapa waktu Imam Syafi'i terkenal sebagai penyair andal. Hingga
suatu saat salah seorang keluarga pamannya mengatakan sesuatu yang
akhirnya menjadi awal kemuliaan Imam Syafi'i. "Wahai Abu Abdullah, aku
sangat menyayangkan jika kefasihan bahasa dan kecerdasanmu ini tidak
disertai dengan ilmu fikih. Dengan ilmu fikih, kau akan memimpin semua
generasi zamanmu," katanya, menyentakkan Imam Syafi'i.
Singkat cerita, Imam Syafi'i akhirnya diterima menjadi murid Imam Malik.
Semula ia ditolak, tetapi demi melihat kesungguhan pemuda ini dan
kehebatannya yang telah menghafal Al-Muwatha', Imam Malik menerimanya.
Kehebatan dan Keteladanannya
Kita mengenal Imam Syafi'i sebagai ulama fikih dan imam mazab yang
besar. Namun, kehebatan Imam Syafi'i tidak terbatas pada bidang itu.
Seperti disinggung di atas, Imam Syafi'i adalah seorang sastrawan dan
ahli bahasa. Ahli nasab dan sejarah. Ia juga terampil dalam berkuda dan
memanah. Selain itu, Imam Syafi'i juga ahli ilmu falak dan memiliki ilmu
dasar kedokteran.
Ilmu kedokteran Imam Syafi'i terungkap sewaktu ulama ini pindah ke
Mesir. Seorang dokter yang bertemu dengannya mengajaknya berdiskusi,
hingga ia menyangka Imam Syafi'i adalah seorang dokter yang pindah dari
Irak. Dokter itu hendak mengajak Syafi'i memperdalam buku kedokteran
yang ia punya, tetapi Imam Syafi'i menjawab: "Mereka (murid-muridku)
tidak akan merelakan aku untuk mempelajarinya."
Demikianlah ilmu Imam Syafi'i yang membuat kita terkagum-kagum. Namun
akhlak dan keteladanannya tak kalah menawan. Imam Syafi'i biasa membagi
malamnya menjadi tiga bagian; sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk
shalat dan sepertiganya untuk istirahat. Ia dikenal sebagai orang yang
sangat wara', zuhud dan bertaqwa. Imam Syafi'i juga ahli sedekah.
Seluruh harta yang didapatkannya segera ia sedekahkan kepada orang yang
membutuhkan. Karenanya, ia tidak hanya dimuliakan orang-orang yang
berilmu, tetapi juga dicintai oleh masyarakat umum. Karya Imam Syafi'i
Nama kitab yang ditulis oleh Imam Syafi'i sangat banyak jumlahnya, hingga buku Biografi Imam Syafi'i
ini membutuhkan empat halaman untuk menuliskan judulnya saja (hlm
221-224). Lebih dari 100 kitab itu sebagiannya kemudian dikodifikasi
dalam satu kitab besar bernama Al-Umm. Inilah kitab induk mazhab Syafi'i, berisikan pikiran Imam Syafi'i yang sangat teliti, terperinci dan menyeluruh. Selain Al-Umm, kitab Imam Syafi'i yang sangat terkenal adalah Ar-Risalah. Kitab yang disebut terakhir ini merupakan kitab ushul fiqih pertama di dunia. Kitab Ar-Risalah merupakan model baru yang unik dalam hal metode ilmiah dan tata cara istinbath dari dalil-dalil fikih, yang sampai sekarang dijadikan rujukan oleh para ulama.
Imam Syafi'i wafat pada malam Jum'at di penghujung Rajab tahun 204 H. Beliau wafat pada usia 54 tahun.
Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw
bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan
si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat
berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan
bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan rupa yang
bagus serta hilangnya penyakit yang meny
ebabkan
orang-orang jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat.
Seketika itu juga hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang
bagus, kemudian ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?"
Jawabnya, "Unta." Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil
didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada
kekayaanmu itu)." Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan
bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus
dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada pandangan
orang." Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah
rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau
inginkan?" Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang bunting
sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu
pada kekayaanmu itu)." Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan
bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya
penglihatan mataku supaya aku dapat melihat orang." Maka diusaplah
matanya sehingga dapat melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula,
"Kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya
seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA
(Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."
Beberapa tahun
kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh
dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa
seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum
sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah
terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat
mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka
saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu
unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih
banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa,
mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku
pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki
orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si
Belang, "Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata,
"Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti
dahulu." Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar
seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana
yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti
jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta
maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah
Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta
dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau
yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan
perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta
demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk
meneruskan
perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta
lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku
tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena
Allah." Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya
kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua
temanmu itu."
(Bukhari - Muslim)
{Semoga dengan kisah nyata ne bermanfaat bagi kita semua,,}
Metode Mengajar Hafalan dan Nilai-Nilai Al-Qur’an Kepada Anak Sejak Dini
Para sahabat nabi benar-benar mengetahui pentingnya menghafal Al-Qur’an & pengaruhnya yang nyata dlm diri anak. Mereka berusaha semaksimal mungkin utk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya sebagai pelaksanaan atas saran yang diberikan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dlm hadits yang diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash,
“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an & mengajarkannya. ” (HR. Bukhari).
Indonesia Peduli Suriah: Laknat Kebiadaban Tentara Bashar Al-Asad
Jakarta (VoA-Islam) – Hilal Ahmar Society
Indonesia, sebuah NGO kemanusiaan yang peduli dengan tragedi berdarah di
Suriah terus mengap-date kabar terkini. Dalam buletinnya, Hilal Ahmar
memberitakan apa yang sesungguhnya terjadi di sana.
Dalam silaturahim dengan beberapa elemen umat Islam di Indonesia,
Sabtu dan Ahad (16-17 Juni 2012) lalu, seperti Forum Umat Islam
Mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah sangatlah
agung, penuh dengan kebaikan dan keutamaan, serta mengandung beraneka
ragam buah dan manfaatnya.
Keutamaan dan keagungan perihal mendalami ilmu Al-Asma` Al-Husna akan lebih jelas dengan memperhatikan beberapa keterangan berikut.
Mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah sangatlah
agung, penuh dengan kebaikan dan keutamaan, serta mengandung beraneka
ragam buah dan manfaatnya.
Keutamaan dan keagungan perihal mendalami ilmu Al-Asma` Al-Husna akan lebih jelas dengan memperhatikan beberapa keterangan berikut.
Pertama: ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat
Allah adalah ilmu yang paling mulia dan paling utama, yang kedudukannya
paling tinggi dan derajatnya paling agung. Tentunya hal ini sangat
dimaklumi karena kemuliaan suatu ilmu pengetahuan bergantung kepada
jenis pengetahuan yang dipelajari dalam ilmu itu. Sementara itu, telah
dimaklumi pula bahwa tiada yang lebih mulia dan lebih utama daripada
ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam
Al-Qur`an yang mulia dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Bakr Ibnul ‘Araby rahimahullah berkata, “Kemuliaan sebuah ilmu bergantung kepada apa-apa yang diilmui padanya. Sementara itu, (mengenal Allah) Al-Bari adalah semulia-mulia pengetahuan. Oleh karena itu, mengilmui nama-nama-Nya adalah ilmu yang paling mulia.”[1]
Oleh karena itu, mempelajari dan mendalami makna Al-Asma` Al-Husna adalah amalan yang paling utama dan mulia.
Kedua: mengenal Allah dan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya akan menambah kecintaan hamba kepada Rabb-nya,
akan membuat seorang hamba semakin mengagungkan dan membesarkan-Nya,
lebih mengikhlaskan segala harapan dan tawakkal hanya kepada-Nya, serta
membuat rasa takutnya terhadap Allah semakin mendalam. Tatkala
pengetahuan dan pemahaman seorang hamba akan nama-nama dan sifat-sifat Rabb-nya
semakin kuat dan mendalam, akan semakin kuat pula tingkat
penghambaannya kepada Allah, semakin tulus sikap berserah dirinya
kepada syariat Allah, serta semakin tunduk kepada perintah Allah dan
semakin jauh meninggalkan larangan-Nya.
Ketiga: mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya adalah dasar keimanan dan, dengan itu pula, iman akan semakin bertambah.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Si’dy rahimahullah berkata, “Sesungguhnya, mengimani dan mengenal Al-Asma` Al-Husna mencakup tiga jenis tauhid: tauhid rubûbiyyah, tauhid ulûhiyyah, dan tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat.
Tiga jenis tauhid ini adalah perputaran dan ruh iman, serta pokok dan
puncak (keimanan). Oleh karena itu, setiap kali pengetahuan hamba akan
nama-nama dan sifat-sifat Allah semakin bertambah, akan bertambah pula
keimanan dan akan semakin kuat keyakinan (hamba) tersebut.”[2]
Demikian pula sebaliknya, siapa saja yang pengetahuannya tentang
nama-nama dan sifat-sifat Allah kurang, kurang pula keimanannya.
Siapa saja yang mengenal Allah, ia akan mengenal segala sesuatu
selain Allah. Namun, siapa saja yang kondisinya justru sebaliknya,
perhatikanlah firman-Nya,
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa terhadap
Allah maka Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang fasik.” [Al-Hasyr: 19]
Cermatilah ayat di atas. Tatkala seseorang lupa terhadap Allah, Allah
membuatnya lupa terhadap dirinya sendiri, lupa terhadap apa-apa yang
merupakan kebaikannya, serta lupa terhadap sebab-sebab keberuntungannya
di dunia dan akhirat.
Keempat: sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengadakan makhluk yang sebelumnya mereka tidaklah pernah terwujud dan tidak pernah tersebut. Allah ‘Azza wa Jalla
juga memudahkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi untuk
mereka serta memberikan berbagai nikmat kepada mereka yang tidak mungkin
bisa dijumlah dan dihitung. Seluruh hal tersebut adalah agar mereka
mengenal Allah dan menyembah-Nya. Allah Jalla Sya`nuhu berfirman,
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit, seperti itu pula bumi.
Perintah-Nya berlaku padanya agar kalian mengetahui bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu.” [Ath-Thalaq: 12]
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman pula,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya, patutkah kalian kafir terhadap Yang
menciptakan bumi dalam dua hari dan mengadakan sekutu-sekutu bagi-Nya?
(Yang bersifat) demikian itulah Rabb alam semesta.’ Di bumi
itu, Dia menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan padanya Dia menentukan kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya.Kemudian, Dia menuju langit, sedang
langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi, ‘Datanglah kalian berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa.’ Keduanya menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati.’.” [Fushshilat: 9-11]
Allah ‘Azza Dzikruhu juga menyatakan,
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali supaya mereka menyembah-Ku.Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka tidak pula menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh.” [Adz-Dzariyat: 56-58]
Oleh karena itu, usaha seorang hamba dalam mengenal dan mempelajari
nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah sesuai dengan maksud
penciptaannya. Meninggalkan dan menelantarkan hal tersebut tergolong
melalaikan maksud penciptaannya. Karena, sangatlah tidak layak seorang
makhluk yang lemah yang telah mendapatkan berbagai macam keutamaan serta
telah merasakan beraneka ragam karunia dan nikmat Allah, tetapi ia
jahil terhadap Rabb-nya serta berpaling dari mengenal kebesaran, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya.
Kelima: sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
mencintai nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta mencintai timbulnya
pengaruh nama-nama dan sifat-sifat-Nya kepada makhluk. Tentunya hal ini
merupakan bagian dari kesempurnaan Allah dengan nama-nama dan
sifat-sifat-Nya.
Di antara nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim[3] yang Maha merahmati makhluk dengan berbagai nikmat. -Sebagai contoh-, perhatikanlah surah Ar-Rahman, dari awal hingga akhir surah, yang menunjukkan rahmat Allah yang maha luas. Pada awal surah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“(Allah) Yang Maha Merahmati, Yang telah mengajarkan Al-Qur`an.
Dia menciptakan manusia, Mengajarnya agar pandai berbicara. Matahari dan
bulan (beredar) menurut perhitungan. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan
tunduk kepada-Nya. Dan Dia telah meninggikan langit dan meletakkan
neraca (keadilan) supaya kalian jangan melampaui batas tentang neraca
itu. Dan tegakkanlah timbangan itu secara adil dan janganlah kalian
mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk
makhluk-(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang
mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga
yang baunya harum. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan?” [Ar-Rahman: 1-13]
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Rabb
yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan
orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Ar-Rûm: 50]
Karena rahmat Allah, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang mempunyai
sifat merahmati makhluk lain sebagaimana yang ditunjukkan dalam
nash-nash dalil yang sangat banyak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Al-‘Alim ‘Yang Maha Mengetahui’ dan Allah mencintai orang-orang yang berilmu sebagaimana dalam nash-nash dalil yang sangat banyak.
Allah adalah At-Tawwab ‘Maha Menerima Taubat’ dan Allah mencintai orang-orang yang bertaubat,
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” [Al-Baqarah: 222]
Demikianlah seterusnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Demikianlah keadaan nama-nama Allah yang maha husna. Makhluk yang paling Dia cintai adalah siapa saja yang bersifat dengan konsekuensi dari (Al-Asma` Al-Husna itu). Sedangkan, (makhluk) yang paling Dia benci adalah siapa saja yang bersifat dengan kebalikan dari (Al-Asma` Al-Husnaitu).
Oleh karena itu, (Allah) membenci orang kafir, zhalim, jahil, yang
berhati keras, bakhil, penakut, hina, dan bejat. Sementara itu, (Allah) Subhanahu adalah Jamil ‘Maha indah, elok’, cinta kepada keindahan; Alim, cinta kepada ulama; Rahim, cinta kepada orang yang merahmati; Muhsin ‘Maha Memberi Kebaikan’, cinta kepada orang yang berbuat kebaikan; Syakûr ‘Maha Pembalas Jasa’, cinta kepada orang yang bersyukur; Shabûr ‘Yang Maha Sabar’[4] cinta kepada orang yang bersabar; Jawwad ‘Maha Dermawan’[5], cinta kepada orang-orang yang dermawan dan berbuat kebajikan; Sattar[6], cinta kepada As-Sitr; Qadir, mencela kelemahan -“dan mukmin yang kuat lebih Dia cintai daripada mukmin yang lemah”-[7]; ‘Afûw ‘Maha Pemaaf’, cinta kepada sifat pemaaf; dan Witr ‘Yang Maha Satu’, cinta kepada yang witir[8].
Setiap hal yang Allah cintai merupakan pengaruh dan konsekuensi dari
nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sedangkan, setiap hal yang Dia benci
berasal dari apa-apa yang bertentangan dan berlawanan dengan (pengaruh
dan konsekuensi dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya).”[9]
___________ [1] Bacalah Ahkam Al-Qur`an 2/793 -dengan perantara kitab Asma`ullah wa Shifatuhu karya Al-Asyqar hal. 23-. [2]At-Taudhih wa Al-Bayan Li Syajarah Al-Iman hal. 41. [3] Nama Ar-Rahman dan Ar-Rahim berasal dari kata rahmat. Terdapat rincian makna kata rahmat pada nama Ar-Rahman dan kata rahmat pada nama Ar-Rahim. Insya Allah, penjelasan tentang makna dan kandungan kedua nama itu akan datang. [4] Ada perbincangan seputar keabsahan penamaan ini. Insya Allah, pembahasannya akan datang. [5] Ada perbincangan seputar keabsahan penamaan ini. Insya Allah, pembahasannya akan datang. [6] Ada perbincangan seputar keabsahan penamaan ini. Insya Allah, pembahasannya akan datang. [7] Petikan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu riwayat Muslim. [8]Yang witir mempunyai banyak kandungan makna. Insya Allah, hal ini akan diuraikan dalam pembahasan nama Al-Witr. [9]‘Idah Ash-Shabirin hal. 241. Baca jugalah Madarij As-Salikin 1/420 dan Miftah Dar As-Sa’adah 1/3.
[Source: http://dzulqarnain.net/pentingnya-mengenal-al-asma-
Banyak hadits Rasulullah saw yang mendorong
untuk menghafal Al Qur'an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati
seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah
swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, "Orang yang
tidak mempunyai hafalan Al Qur'an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang
mau runtuh." (HR. Tirmidzi)
Berikut adalah Keutamaan menghafal
Qur'an yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan
bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur'an khususnya menghafal.
1. Teks hadis: Allimu auladakum al-shibahah wa al-rimayah.
2. Terjemahan: Ajarilah anak-anakmu pandai berenang dan memanah.
3. Status hadits: Hadits marfu’ dhaif, hadits mauquf hasan.
4. Penjelasan hadits: Apabila atsar
(ucapan Umar ibn Khattab) di atas difahami secara hakiki, maka memberi
petunjuk kepada kita agar mengajari anak-anak lihai dalam berenang dan
memanah. Oleh sebab itu kita pernah membaca pihak pemerintah menghadiahi
lembaga pesantren dua fasilitas olah raga tersebut, yakni olah raga
renang dan olah raga memanah. Tentu secara substansi agar dengan kedua
olah raga itu membuat para santri
Lembaran hidup khalifah yang ahli ibadah, zuhud, dan khalifah
rasyidin yang kelima ini lebih harum dari aroma misk dan lebih asri dari
taman bunga yang indah. Kisah hidup yang mengagumkan laksana taman yang
harum semerbak, di manapun Anda singgah di dalamnya yang ada hanyalah
suasana yang sejuk di hati, bunga-bunga yang elok dipandang mata dan
buah-buahan yang lezat rasanya.
Meski kami tak sanggup memaparkan seluruh perjalanan hidup beliau yang
tercatat dalam sejarah, namun tidak menghalangi kami untuk memetik
setangkai bunga di dalam tamannya, atau mengambil sebagian cahayanya
sebagai lentera. Karena “ma laa yudraku kullahu laa yutraku ba’dhuhu”, apa yang tidak bisa diambil seluruhnya
Dalam Sebuah Riwayat Menyatakan Bahwa Ada Seorang Lelaki Tua Sedang
Berjalan-Jalan Di Tepi Sungai,Ketika Dia Sedang Berjalan-Jalan Dia
Merlihat Seorang Anak Kecil Sedang Mengambil Wudhu Sambil Menangis.
Ketika Orang Tua Itu Melihat Anak Kecil Tadi Menangis,Dia Pun
Berkata: "Wahai Anak Kecil Kenapa Kamu Menangis..?" Maka Berkata Anak
Kecil Itu,"Wahai Kakek Saya Telah Membaca Ayat Al Qur'an Sehingga Sampai
Kepada Ayat Yang Berbunyi "Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Quu Anfusakum"
Yang Bermaksud "Wahai Orang-Orang Yang Beriman,Jagalah Olehmu Sekalian
Akan Dirimu" Saya Menangis Sebab Saya Takut Akan Dimasukkan Kedalam Api
Neraka.
Lalu Si Kakek Itu Berkata: "Wahai Anak,Janganlah Kamu
Takut,Sesungguhnya Kamu Terpelihara Dan Kamu Tidak Akan Dimasukkan
Kedalam Api Neraka"
Kemudian Anak Kecil Itu Berkata Lagi: "Wahai Kakek,Kakek Adalah Orang
Yang Berakal,Tidakkah Kakek Lihat Kalau Orang Menyalakan Api Maka Yang
Pertama Sekali Yang Mereka Akan Letakan Ialah Ranting-Ranting Kayu Yang
Kecil Dahulu Kemudian Baru Mereka Letakan Yang Besar,Jadi Tentulah Saya
Yang Kecil Ini Akan Dibakar Dahulu Sebelum Dibakar Orang Dewasa"
Si Kakek Pun Berkata Lagi Sambil Menangis "Sesungguhnya Anak Kecil
Ini Lebih Takut Kepada Neraka Daripada Orang Yang Dewasa Maka
Bagaimanakah Keadaan Kami Nanti..?"
Diduga, riwayat berikut ini berasal dari Tirmidzi. Setelah Nabi Adam dan
Hawa berkumpul kembali dan taubat mereka diterima oleh Allah SWT, Iblis
masih saja menggoda keduanya.
Godaan Iblis ini ditujukan kepada Ibu Hawa, hingga akhirnya Iblis atau
setan bisa masuk ke tubuh manusia karena seorang anak Iblis dimakan oleh
Nabi Adan dan Ibu Hawa
Iblis pernah curhat dan membuka rahasianya kepada Nabi Yahya
a.s.
Pada kesempatan itu, Iblis menguraikan tentang 3 golongan keturuanan Nabi Adam
a.s serta trik-triknya dalam menjerusmuskan manusia.
Adalah Abdullah bin Muhammad bin Ubad telah meriwayatkan dengan isnadnya dari
Wuhaib bin Ward dalam kitab Aakamul Marjan.
Abdulah berkata, suatu saat Iblis menampakkan diri kepada Nabi Yahya a.s.
Kisahnya.
Dalam kesempatan itu, Iblis membagi anak turun Nabi Adam a.s menjadi 3
golongan.
"Sungguh aku akan
PENGERTIAN AL-QUR'AN القرآن كلام الله المنزل على محمد صلى الله عليه وسلم للاعجاز بسورة منه والبيان العقائد والاحكام وغيرهما
AL-QUR'AN adalah: firman ALLAH SWT yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW untuk mengalahkan musuh dengan satu surah darinya,dan menerangkan 'aqidah 'aqidah dan hukum hukum dll.
sebagian melengkapi dengan menyebutkan AL-QUR'AN adalah firman ALLAH SWT yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW melalui malaikat jibril yang mempnyai gelar ruhul qudus yang diturunkan secara berangsur angsur untuk mengalahkan musuh dengan satu surah darinya yang menerangkan 'aqidah 'aqidah dan hukum hukum
Pada suatu hari di kota Madinah yang aman dan tentram. Tiba-tiba saja… entah darimana datangnya terlihat debu yang mengepul ke udara. Angin pun menerbangkan debu-debu itu menghampiri pintu-pintu kota, dan berhembus dengan kuatnya di jalan-jalan raya.
Orang banyak menyangka ada angin ribut (ternyata gak cuma orang aja yang ribut) yang menyapu dan menerbangkan pasir. Adik-adik tau gak apa sebenarnya yang terjadi di Madinah waktu itu???
Amal ibadah akan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika memenuhi dua syarat.
Pertama: -Ikhlas. Artinya, beribadah hanya kepada-Nya saja dan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,- “Sesungguhnya Allah tidak menerima satu amalan, kecuali amalan yang diikhlaskan untuk-Nya dan untuk mencari wajah-Nya.” (HR. An-Nasa’i)
- إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ“Sesunguhnya amal itu tergantung niatnya.”
- إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amal-amal kalian.” (HR. Muslim)
Al-Qur’an tidak hanya untuk hiasan dan pajangan. Ia diturunkan untuk dibaca. Tidakkah kita tahu keutamaan membaca Al-Qur’an? Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan dia mahir dalam membacanya, maka ia akan ditemani para malaikat yang mulia lagi penuh kebaikan. Dan barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka dia akan mendapatkan dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)
Para ulama mengatakan: satu pahala untuk bacaannya, dan satu pahala lagi untuk kesusahannya dalam membaca.
Rasulullah saw juga mengatakan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Dan membaca setiap huruf Al-Qur’an merupakan satu kebaikan. Dengan demikian, setiap huruf Al-Qur’an yang kita baca adalah satu kebaikan yang akan diganjar sepuluh kali lipatnya. Subhanallah!
Katanya kalau mau disebut gaul, area pergaulan kita otomatis kudu luas. 1001 cara bisa kita lakukan buat mendapatkan teman. Dan, satu orang dengan yang lain, biasanya pada nggak sama.
Salah satu fenomena anak muda yang menarik sekarang ini untuk mendapatkan kawan, adalah dengan cara SKSD alias sok kenal sok dekat. Cara ini katanya dinilai ampuh plus teruji buat ngangkat citra diri pelakunya. Mereka biasanya adalah orang yang kudu punya PD level akut. Dan tanggapan dari orang sekitarpun yang bermunculan, ada yang positif, tapi nggak sedikit juga yang menganggap sebaliknya
Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau
ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al
Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang
otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang
beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain
ke dalam ajaran Islam.
Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:
الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء
“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.” (Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)
Dengan adanya sanad, suatu perkataan tentang ajaran Islam dapat ditelusuri asal-muasalnya.
Oleh karena itu,
Ibnu Taimiyyah Lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah
Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat, pada
hari Senin 10 Rabiu`ul Awal tahun 661H. Beliau adalah imam, Qudwah,
`Alim, Zahid dan Da`i ila Allah, baik dengan kata, tindakan, kesabaran
maupun jihadnya; Syaikhul Islam, Mufti Anam, pembela dinullah daan
penghidup sunah Rasul shalallahu`alaihi wa sallam yang telah dimatikan
oleh banyak orang, Ahmad bin Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidhir bin
Muhammad bin Taimiyah An-Numairy Al-Harrany Ad-Dimasyqy.
Beliau berhijrah ke Damasyq (Damsyik) bersama
orang tua dan keluarganya ketika umurnya masih kecil, disebabkan serbuan
tentara Tartar atas negerinyaa. Mereka menempuh perjalanan hijrah pada
malam hari dengan
“Barang siapa, ketika pagi dan sore, membaca doa:
SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya)
sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang
melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan
seperti itu atau lebih dan itu.[1]”
(HR. Muslim)
Dan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu dia
berkata:
“Dan apakah mereka tidak
memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian
mengulanginya (kembali)”.
“Sesungguhnya.yang demikian itu mudah bagi Allah. (QS. 29: 99) Katakanlah
Analisa komperehensif untuk “Orientasi Baru Dalam Psikologi
Belajar” ini menyangkut topik : (1) Teori belajar menurut paham
behaviorism, Cognitivism, Constructivism, dan Social Learning Theory;
(2) Thinking skills; (3) Motivation; (5) Memory and forgetting; (6)
Learner Autonomy; dan (7) Cooperative Learning.
A. Teori Belajar
Pemahaman guru akan pengertian dan makna belajar akan
mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswa untuk belajar.
Guru yang hanya memahami belajar hanya agar murid bisa menghafal
tentu beda cara mengajarnya dengan guru yang memahami belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku.Untuk itu guru penting
memahami pengertian belajar dan teori-teori belajar .
Belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu beriteraksi dengan
lingkungannya. W.H. Burton mendefinisikan belajar : “Learning is a
change in the individual due to instruction of that individual and his
environment, which fells a need and makes him more capable of
dealing adequately with his environment”
1
Dari pengertian tersebut
ada kata ‘change” maksudnya bahwa seseorang yang telah mengalami
proses belajar akan menhalami perubahan tingkah laku baik dalam
kebiasaan (habit), kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam tiga aspek
yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan ketrampilan
(psikomotor). Sedang Ernest R. Hilgard dalam B. Simandjuntak dan IL.
Pasaribu mengemukakan “Belajar adalah
suatu proses perubahan
kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak
dapt disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau
kedaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-
obatan”.
2
Teori belajar pada umumnya dibagi menjadi 4 golongan,
dengan mempelajari teori ini guru dapat memahami dasar proses
belajar beserta dalil-dalilnya sehingga guru dapat memanajemen
proses belajar mengajar.
Pendahuluan Psikologi Belajar
Hakekat
kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta
aktifitas-aktifitas kejiawaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan
tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk lain[1].
Tanpa disadari manusia secara tidak langsung telah melakukan suatu perubahan
dimana perubahan tersebut terbentuk dari tidak bisa menjadi biasa, tidak tahu
menjadi tahu dan seterusnya hingga manusia tersebut menjadi manusia sempurna
(insan kamil).
Belajar
bukanlah kegiatan yang hanya berlangsung di dalam kelas saja, tetapi juga
berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Belajar tidak hanya melibatkan yang
benar saja, tetapi juga melibatkan yang tidak benar, missal ada murid yang
salah mengeja kata, kita tidak dapat mengatakan bahwa tidak belajar, hanya saja
dia mengeja yang salah. Jadi belajar tidaklah selalu dalam hal pengetahuan atau
keterampilan, tetapi juga dapat berkenaan dengan sikap, tingkah laku, kejiwaan
dan perasaan.
Unsur asasi
dari belajar adalah selalu melibatkan adanya perubahan dalam diri orang yang
belajar. Perubahan itu bisa terjadi dengan sengaja bisa lebih baik bisa lebih
buruk. Agar berkualitas sebagai belajar, perubahan itu harus dilahirkan oleh
pengalaman, oleh interaksi antar orang dengan lingkungannya. Untuk itu dalam
makalah ini kami menguraikan tentang definisi belajar, definisi psikologi serta
konsep dan makna psikologi belajar.
Secara
implisit maupun eksplisit firman Allah telah mewajibkan manusia untuk belajar,
sebagai berikut yang artinya:
apakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan dengan orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya hanya orang-orang berakalah yang mampu menerima pelajaran (QS.
Az-Zumar : 9)
Konsep dan Makna BelajarMenurut Psikologi
Telah
dikemukakan diatas bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang
yang terjadi karena pengalaman. Menurut C.T. Morgan dalam Introduction to
Psycology (1961) merumuskan belajar sebagai “suatu perubahan yang relative
menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu”.[2] Jadi bisa disimpulkan bahwa belajar sangat erat
kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang. Akan tetapi perubahan yang
bukan terjadi karena adanya proses-proses belajar tidak dapat dikatakan sebagai
belajar. Perubahan selain belajar antara lain karena adanya proses fisiologis
(missal: sakit) dan perubahan terjadi karena adanya proses-proses pematangan
(missal : bayi yang mulai dapat berjalan).
Ada dua
pandangan mengenai perubahan yang terjadi dalam proses-proses belajar,
antara lain :
Belajar Menurut Pandangan Behavioristik
Menurut
pandangan ini (seperti J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner) Belajar
adalah perubahan tingkah laku, dengan cara seseorang berbuat pada situasi
tertentu. Yang dimaksud tingkah laku disini ialah tingkah laku yang dapat
diamati ( berfikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam pandangan ini,
karena tidak dapat diamati secara langsung. Diantara keyakinan prinsipil yang
terdapat dalam pandangan ini ialah anak lahir tanpa warisan kecerdasan, bakat,
persaan, dan warisan abstrak lainnya. Semua kecakapan timbul setelah manusia
melakukan kontak dengan lingkungan.
“Belajar
adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati secara
langasung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku
dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah lauku hanyalah
suatu refleksi dari perubahan internal dan tak dapat diukur tanpa dan
diterangkan tanpa melibatkan proses mental. (aspek-aspek yang tidak dapat
diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreatifitas, harapan
dan pikiran)”
Selain dari
pada itu, dewasa ini para neobehaviorist memperluas pandangan
behavioristik tentang belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati
secara langsung seperti harapan-harapan, keinginan, keyakinan, dan pikiran.
Salah seorang diantaranya ialah albert Bandura (1986) dengan teori
kognitif sosial-nya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar
adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati. Belajar adalah pencapaian
pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pad apengetahuan
tersebut. Dalam banyak hal teori ini dapat dianggap sebagai tali penghubung
antara aliran behaviorisme dengan teoir kognitif.[3]
Menurut Crow
& crow dalam buku Educational Psycology (1958) menyatakan ”Learnig
is acquisition of habits, knowledge, nad attitude”, belajar adalah
memeproleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Belajar dalam pandangan
mereka menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku.[4] Pengertian ini menyangkut pada proses yang
mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu
sasaran atau tujuan. Any change in any object or organism, particularly a
behavioral or psychological change.(proses adalah suatu perubahan yang
progresif menyangkut tingkah laku atau kejiwaan)[5]
Dari
berbagai pendapat dan pandangan mengenai definisi belajar terlepas dari
berbagai macam kelemahan-kelemahan dari masing pandangan dapat disimpulkan
bahwa belajar suatu porses yang terjadi dalam diri seseorang (pandangan
kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang
dapat diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah berlangsung (pandangan
behavioristik) dengan menunjukkan perubahan yang progresif pada tingkah laku
sehinga hasil yang dicapai maksimal.
Definisi Psikologi
Sebagaimana
istilah-istilah ilmiah dan kefilsafatan, istilah psikologi juga diperoleh dari
Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejaal kejiwaan. Untuk rentang waktu yang relative
lama terutama ketika psikologi masih merupakan bagian atau cabang dari
filsafat. Pada masa lampau, Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku
mereka, psycology an introduction, psikologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari mind (pikiran) namun dalam perkembangannya berubah menjadi behavior
(tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
Para ahli
psikologi modern belakangan ini tidak lagi mengartikan psikologi sebagai ilmu
yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan. Menurut Thomas Alva Edison (1847-1931) berujar, “My
mind I incapable of conceiving such a thing as a soul” (pikiran saya tidak
mampu untuk mamahami hal seperti jiwa) [6]. Firman
Allah sebagai berikut, yang artinya:
mereka
menanyakan kepadamu (Muhammad) tentnag jiwa atau ruh, maka katakanlah bahwa
jiwa (roh) adalah urusan tuhan dan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali
sedikit (Q.S. Al-Isra’ :85)
Ayat
tersebut bukan berarti menutup kemungkinan untuk mengkaji tentang jiwa.
Meskipun hanya sedikit ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jiwa atau ruh adalah
sesuatu yang bisa dipelajari. Namun yang paling penting adalah ruh dan jiwa
setidak-tidaknya merupakan suatu konsep yang bisa dipelajari sebagai substansi
tersendiri.
Pada
asasnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme manusia,
dalam hal ini psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang yang
berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu
dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan
(Gleitman, 1986)[7]
Konsep Psikologi Belajar
Dari uraian
tentang psikologi, bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami
keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan kegiatan manusia yang
berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Agar kegiatan
belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan, maka manusia
tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi.
Tujuan dari
memperlajari psikologi belajar adalah agar manusia mempunyai pemahaman lebih tentang
indivudi, baik dirinya sendiri maupun orang lain serta dari hasil pemahaman
tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan perlakuan yang
lebih bijaksana.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu porses yang terjadi dalam
diri seseorang (pandangan kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya
perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa
belajar telah berlangsung (pandangan behavioristik) secara progresif untuk
memperoleh tujuan dan harapan tertentu.
Psikologi belajar sangat dibutuhkan agar manusia
dalam kehidupan sehari-hari dapat mengambil keputusan yang bijaksana,
serta terfokus dalam mencapai tujuan dan harapan.
PENGERTIAN
DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI BELAJAR
A. Pengertian
Psikologi belajar terdiri dari dua penggalan kata yaitu psikologi dan belajar.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Dengan demikian secara harpiah psikologi dapat diartikan
ilmu jiwa.
Namun tidaklah sesederhana itu untuk mengartikan psikologi, karena setiap orang
pasti mempunyai persepsi yang berbeda jika ditanya tentang jiwa. Karena
keberadaannya yang abstrak, yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra. Oleh
karena itu para ahli saling berbeda dalam menentukan defenisi psycologi.
Di bawah ini akan saya uraikan tntnag beberapa pendapat ahli mengenai defenisi
psikologi.
- Chilffoard T. Morgan berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia dan hewan.
- Edwin G. Boring dan Herbert mengatakan: psikologi adalah studi tentang
hakikat manusia.
- Garden Murphy: psychology ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh
makhluk hidup terhadao lingkungannya.
- Moskondits psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan empiric yang berdasarkan
atas observasi dan penelitian eksperimental, pokok persoalannya adalah tentang
tingkah laku manusia.
Dari beberapa pendapat di atas dapat di lihat bahwa antara pendapat ahli yang
satu berbeda dengan yang lain. Namun pada hakekatnya memiliki defenisi yang
dapat diterima oleh semua pihak. Dalam hal ini untuk lebih sederhana psikologi
dapat diartikan sebaai suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas
tentang tingkah laku manusia baik selaku individu, maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan.
Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang mengenai hal-hal yang bermanfaat baginya.
Mengenai pengertian belajar juga banyak para ahli memberikan defenisi
diantaranya:
- Skinner : suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif.
- Hintsman dalam bukunya the psycologi of learning and memory berpendapat
belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism, manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengetahuan yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organism..
- Witting belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam
segala macam/keseluruhan tingkah laku keseluruhan tingkah laku suatu organism
sebagai hasil pengalaman
Dari defenisi psikologi belajar di atas, maka pengertian psikologi belajar
adalah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang pemahaman gejala kejiwaan
dalam tingkah laku manusia untuk kepentingan mandidik atau membina perkembangan
keperibadian manusia
· Pengertian Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam
Untuk lebih jelas memahami tentang pengertian psikologi belajar pendidikan
agama Islam, terlebih dahulu saya akan mengartikan setiap penggalan kata, yaitu
psikologi belajar dan Pendidikan Agama Islam
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harpiah defenisi psikologi yang
sebenarnya terdapat banyak perbedaan diantara para ahli, diantaramya adalah:
- Cliffoard T. Morgan: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia.
- Edwin G. Bording psikologi adalah suatu tentang hakikat manusia
- Garden Murphy psikologi adlaah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan
oleh makhluk hidup terhadap lingkungan.
Sementara mardianto di dalam bukunya psikologi belajar PAI menyatakan psikologi
adalah ilmu yang mempelajari gejala jiwa yang ditampakkan dalam sikap dan
prilaku, serta pernyataan-pernyataan abstrak lainnya.
Maka psikologi belajar dapat diartikan satu pengetahuan tentang bagaimana
seseorang belajar mengikuti keadaan jiwa menurut perkembangannya.
Sedangkan pendidikan agama Islam dapat dijabarkan menjadi dua kata yaitu
pendidikan dan Agama Islam.
Pendidikan adalah suatu proses transformasi nilai budaya yang ditata sedemikian
rupa untuk memberikan bimbingan dan pembinaan bagi seseorang mengenal,
mengembangkan serta mengendalikan potensi yang ada pada dirinya agar dapat
berjalan secara wajar dan benar sesuai dengan kaidah yang ada.
Ahmadi dan Uhbiyati pendidikan adalah satu kegiatan secara sadar dan disengaja,
serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak
sehingga terjadi intraksi antara mereka berdua agan anak tersebut mencapai
kedewasaan yang telah dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.
Agama Islam adalah suatu ajaran yang diwahyukan dari Allah SWT melalui Rasulnya
yaitu Muhammad saw dengan kitab sucinya yaitu al-Qur’an sebagai sumber hukum
dan pengetahuan.
Jadi psikologi belajar Pendidikan Agama Islam adalah ilmu jiwa tentang bagaimana
seseorang belajar Agama Islam dari perkembangan jiwa yang sedang dialaminya.
B. Ruang Lingkup
Seluruh pembahasan yang dapat dijangkau, dicakup/ dibahas oleh kajian ini.
Ruang lingkup ini disatu sisi merupakan pernyataan wilayah/kapling yang menjadi
pembicaraan psikologi belajar Pendidikan Agama Islam, dan di sisi lain menjadi
pembatas dari kajian yang boleh dikembangkan.
Merujuk kepada deskrifsi silabus mata kuliah psikologi belajar Pendidikan Agama
Islam di IAIN Fak Tarbiyah maka ruang lingkupnya adalah sebagai berikut:
- Komponen keilmuan
a. Kajian lintas disiplin ilmu (psikologi agama islam dan pembelajaran)
b. Kajian perkembangan manusia (psikologi perkembangan, psikologi belajar dan
psikologi agama)
- Komponen terapan
a. Kajian pembelajaran agama pada masa balita, anak dewasa dan orang tua.
b. Kajian internalisasi agama, problema dan jalan keluarnya.
c. Kajian pengembangan pembelajaran agama secara metodologis.
- Komponen pengembangan
a. Kajian penelitian
b. Kajian evaluasi
Psikologi belajar terdiri dari dua
penggalan kata yaitu psikologi dan belajar. Psikologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Dengan
demikian secara harpiah psikologi dapat diartikan ilmu jiwa.
para ahli saling berbeda dalam menentukan defenisi psycologi secara
termenologi, antara lain :
- Chilffoard T. Morgan berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia dan hewan.
- Edwin G. Boring dan Herbert mengatakan: psikologi adalah studi tentang
hakikat manusia.
- Garden Murphy: psychology ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh
makhluk hidup terhadao lingkungannya.
- Moskondits psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan empiric yang berdasarkan
atas observasi dan penelitian eksperimental, pokok persoalannya adalah tentang
tingkah laku manusia.
METODE
PENELITIAN PSIKOLOGI BELAJAR DAN MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI BELAJAR
PENDAHULUAN
Dalam lingkup yang lebih khusus,
terutama dalam konteks kelas, psikologi belajar atau psikologi pembelajaran
banyak memusatkan perhatiannya pada psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah
aspek – aspek psikologis dalam aktivitas pembelajara, sehingga dapat diciptakan
suatu proses pembelajaran yang efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan
mewujudkan prilaku mengajar yanfg efektif pada guru, dan mewujudkan prilaku
belajar pada siswa yang terakait dengan proses embelajaran.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
psikologi belajar mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran khususnya
bagi kita sebagai calon guru pendidikan agama Islam. Maka, dalam makalah inipun
mengangkatmasalah metode penelitian
psikologi belajar dan manfaat mempelajari psikologi belajar yang berhubungan
langsung dengan pendidikan agama Islam.
METODE
PENELITIAN PSIKOLOGI BELAJAR
Secara singkat dan umum, metode
sering dipahami sebagai cara atau jalan yag ditempuh seseorang dalam melakukan
suatu kegiatanberkaitan dengan pikologi
belajar, metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi
penting yag bersifat psikologis dan berkaita dengan proses pembelajaran.[1]
Riset – riset psikologis berkenaan
dengan pembelajaran pendidikan agama Islam, memanfaatkan metode tertentu,
seperti :[2]
(1) eksperimen, (2) kuesioner, (3) studi kasus, (4) penyelidikan klinis, (5)
obsevasi naturalistic.
1.Metode Eksperimen
Pada porinsipnya, metode eksperimen
merupakan serangkaian percobaan yang di lakukan eksperimenter di dalam
laboratorium atau ruangan tertentu. Teknik pelakasanaannya dengan menyesuaikan
data yang akan diangkat, seperti, data pendengaran siswa, pengelihatab siswa
dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula
dignakan untuk mengukur kecepatan bereaksi peserta didik terhadap stimulus tertentu
dalam proses belajar. Metode eksperimen lebih utama digunakan dalam
risetnya, hal ini karena, data dan informasi yng dihimpun lebih bersifat
definitive ( pasti ) dan llebih ilmiaH.
Yang perlu diperhatikan oleheksperimenter adalah sikap subjektivitas dari
subjek yang diteliti. Untuk mengantisipasi munculnya sikap subjektivitas dari
subjek yang diteliti, rancangan eksperimen biasanya dibuat sedemikian rupa,
sehingga seluruh unsure penelitian termasuk penggunaan laboratorium dan subjek
yng akan benar – benar diteliti benar – benar memenuhi syarat penelitian
eksperimental.
Dalam metode eksperimen, objek yang
akan diteliti di bagi kedalam dua kelompok, yaitu (1) kelompok percobaan ( eksperimental
group ), dan (2) kelompok pembanding ( controlgroup ).
Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orang yang tingakah lakunya diteliti
dengan mendapat perlakuan khusus sesuai dengan data yang akan dihimpun.
Kelompok pembanding, juga terdri atas objek dan jumlah katagorinya sama dengan
kelompok percobaan, tetapi perilakunya tidak diteliti. Setelah itu data yang
berasal dari kelompok percobaan dengan kelompok pembanding. Langkah
selanjutnya, adalah melakukan analisis, enafsiran, dan menyimpulkan dengan
dibantu dengan statistic tertentu.
2.Metode Kuesioner
Metode ini, lebih banyak menggunakan
sample yang bias dijangkau disamping unit cost setiap responden lebih murah.
Contoh data yang yang dapat dikumpulkan atau dihimpun dengan metode ini adalah
: (1) karkteristik pribadi siswa seperti jenis kelamin, usia dan lain
sebagainya, (2) latar belakang siswa, (3) perhatian, minat, da bakat siswa pada
mata pelajaran tertenru, (4) factor factor pendorong dan penghambat siswa dalam
mengikuti mata pelajaran tertentu, (5) aplikasi mata pelajaran tertentu dalam
kehidupan sehari – hari, (6) pengaruh aplikasi mata pelajaran tertentu dalam
kehidupan sehari – hari.
Metode kuesioner, sering disebbut metode
surat- menyurat
( mail survey), karena dalam pelaksanan peyebaran dan perngembaliannya
sering dikirim ked an dari responden melalui jasa pos atau email.
3.Metode Studi Kasus ( Case Study )
Metode Studi Kasus atau Case Study
merupakan metode penelitin yang digunakan untuk memperoleh sebuah gambaran
terperinci mengenai aspek – aspek psikologis seorag siswa atau sekelompok siswa
tertentu.
Fenomena – fenomena dan berbagai
peristiwa yang diselidiki dengan metode ini lazimnya terus menerus diikuti
perlembangannya selama kurun waktu tertentu. Studi kasus akan memerlukan waktu
lebih lama apabila digunakan untukmenyelidiki fenomene genetikayang dihubungkan dengan prilaku belajar (
perkembangan belajar )
4.Penyelidikan Klinis ( Clinical
Method )
Metode klinis hanya digunakan oleh
pra ahlu psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur
diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara – cara memberi
perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut.
Dalam pelaksanaan penggunaan metode
klinis, peneliti menyediakan benda – benda dan pertanyaan tertentu yang boleh
diselesaika oleh anak secara bebas menurut persepsi dan kehendaknya.
Selanjutnya, peneliti mengajukan lagi pertanyaan atau tugas tambahan untuk
mendukubg data yang dihimpun sebelumnya.
Metode klinis pada umumny hanya
diberlakuka untuk meyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan
prilaku pikologis .
Sasaran yang kan dicapai oleh peneliti untuk memastikan
sebab- sebab timbulnya ketidak normalan prilaku siswa atau kelompok kecil
siswa. Selanjutnya peneliti berupaya memilih dan menentukan cara – cara
mengatasi prilaku penyimpagan tersebut.
5.Observasi Naturalisik
MetodeObservasi
Naturalisik merupakan jenis observasi yang dilakukan secara ilmiah. Dalam hal
ini peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri
sebagai orang yng melakukan penelitian.
Seorang peneliti atau
guru yang menjadi asistennya dapat mengaplikasikan metode ini lewat kegiatan
belajar mengajar seperti biasa. Selam proses belajar mengajar, jenis perilaku
siswa diteliti, dicatt dalm lembar format observasi yang dirancang khusus
sesuai data dan informsi yng dihimpun.
MANFAAT
MEMPELAJARI PSIKOLOGI BELAJAR
Bagi seorang guru, yang tugas
utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi belajar. kegiatan
pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan
psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan
berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa
peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah :[3]
1.memahami siswa sebagai pelajar, meliputi
perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik,
pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
2.memahami prinsip – prinsip dan teori pembelaaran
3.memilih memetode – metode pembelajaran dan pengajaran
4.meetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran
5.menciptaka situasi pembelajaran dan pengajaran yang
kondusif
6.memilih dan menetapkan isi pengajaran
7.membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
8.memilih alat Bantu pembelajaran dan pengajaran
9.menilai hasil pembelajaran dan pengajaran
10.memahami dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru
11.membimbing perkembangan siswa
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa
antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar memiliki keterkaitan.
Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses
dan perkembangan manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai proses dan
perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain :[4]
guru
dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada
siswa dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya
guru
dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan
belajar siswa tertentu
guru
dapat memertimbangkan waktu yang tepat dlam memulai aktifitas proses
belajar mengajar bidang studi tertentu
guru
dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan
kemampuan psikologisnya
Dari beberapa peranan psikologi belajar
di atas, dapat kita khususkan sebagai berikut :
a.psikologi belajar memiliki peranan penting dalam
membantu mempersiapkan guru atau calon guru yang professional
b.pengetahuan tentang psikologi belajar diharapkan mampu
membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar
c.pengetahuan tentang psikologi belajar memudahkan
penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik
d.pengetahuan tentang psikologi belajar membantu
mencipatakan suasana edukatif dan efektif
I.1.A Pengertian belajar menurut
kamus bahasa Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
I.1.B Pengertian belajar menurut
beberapa ahli :
1. Menurut james O. Whittaker
(Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar
adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
2. Winkel, belajar
adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful
Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4. Howard L. Kingskey (Djamarah,
Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya.
6. (Djamarah, Syaiful Bahri,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan
tingkah laku
8. Herbart (swiss) Belajar adalah
suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang
sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
9. Robert M. Gagne dalam buku: the
conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human
disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not
simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling
berinteraksi.
10. Lester D. Crow and Alice Crow
(WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and
attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap.
11. Ngalim Purwanto (1992) (WWW.
Google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.
I.2 CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau
perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung
sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi
begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi
dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata
disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit
atau pengaruh obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki
keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan
sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham
Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus
dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan
dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan
beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan
intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang
diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
I.3 JENIS-JENIS BELAJAR
I.3.A Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi,
karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe belajar
yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal
learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap
stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal
learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada
muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar
tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi
yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku
tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk
pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh
muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining).
Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga
akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu
pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan
untuk mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal
Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu
obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata
dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu
praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek
kayu.
5. Belajar membedakan
(discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada
stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan
sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai
jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam
jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada
yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep (concept
learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek
dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang
mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu
praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek,
atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning).
Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang
terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya
dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan
hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban
siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi
kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah
(problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa
kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi
(higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau
permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain delapan jenis belajar, Gagne
juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut
mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu
katagori. Kelima hal tersebut adalah :
1. keterampilan intelektual :
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan
symbol huruf, angka, kata atau gambar.
2. informasi verbal : seseorang
belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara
lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
3. strategi kognitif : kemampuan
seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
4. keterampilan motorik : seseorang
belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor
act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur
dan berjalan dengan lancar dan luwes.
5. sikap keadaan mental yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.
I.3.B Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli
pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi
belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut Bloom ada tiga dmain belajar yaitu :
1. Cognitive
Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar.
Kawasan ini tediri dari:
Ø
Pengetahuan (Knowledge).
Ø
Pemahaman (Comprehension).
Ø
Penerapan (Aplication)
Ø
Penguraian (Analysis).
Ø
Memadukan (Synthesis).
Ø
Penilaian (Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan
yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
Ø
Penerimaan (receiving/attending).
Ø
Sambutan (responding).
Ø
Penilaian (valuing).
Ø
Pengorganisasian
(organization).
Ø
Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi
sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Kawasan ini terdiri dari:
Ø
Kesiapan (set)
Ø
Meniru (imitation)
Ø
Membiasakan (habitual)
Ø
Adaptasi (adaption)
I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli
(A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya
adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan.
2. Belajar Kognitif. Tak dapat
disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek
yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau
lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3. Belajar Menghafal. Menghafal
adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan
materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar
ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu
kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep. Konsep atau
pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam
golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah
{rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual skill},
yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu
keteraturan.
7. Belajar Berpikir. Dalam belajar
ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa
melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan
melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta
metode-metode bekerja tertentu.
Konsep Dewey tentang berpikir
menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Ø Adanya kesulitan yang dirasakan dan
kesadaran akan adanya masalah.
Ø Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Ø Mencari informasi atau data dan kemudian data itu
diorganisasikan.
Ø Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan
hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar
dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Ø Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus
berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada
kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah
adalah sebagai berikut.
Ø Kesadaran akan adanya masalah.
Ø Merumuskan masalah.
Ø Mencari data dan merumuskan
hipotesis-hipotesis.
Ø Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Ø Menerima hipotesis yang benar.
1.3.D Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang
dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000
) :
1. Learning to know. Pada Learning
to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek :
apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan
dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja
atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk
yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together.
Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan
memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang
lain secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar ini
ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap individu
didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be
seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan
kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
I.4 PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran berhubungan
erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran
terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal
yang guru lakukan di dalam kelas.
1.4.A Pengertian pembelajaran
menurut kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
1.4.B Pengertian pembelajaran
menurut beberapa ahli :
1. Duffy dan Roehler (1989).
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2. Gagne dan Briggs (1979:3).
Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
I.5 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1. merupakan upaya sadar dan
disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa
belajar
3. tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya terkendali, baik
isinya, waktu, proses maupun hasilnya
1.6 PEMBELAJARAN, PENGAJARAN,
PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR
Pembelajaran adalah separangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)
Pengajaran adalah proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau
dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi
interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses
yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
Perbedaan
antara pengajaran dan pembelajaran:
NO
Pengajaran
Pembelajaran
1
Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
2
Tujuannya menyampaikan informasi kepada si belajar
Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa
3
Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran
Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang
terorganisasi untuk keperluan belajar.
4
Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar
Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa
hadirnya guru
1.7 PRINSIP PEMBELAJARAN MENURUT
GAGNE DAN ATWI SUPARMAN
Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman
dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :
1. Respon-respon baru (new
responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.
2. Perilaku tidak hanya dikontrol
oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda
dilingkungan siswa.
3. Perilaku yang timbul oleh
tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4. Belajar yang berbentuk respon
terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang
terbatas pula.
5. Belajar menggeneralisasikan dan
membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang
berkenaan dengan pemecahan masalah.
6. Situasi mental siswa untuk
menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama
proses siswa belajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi
menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap
langkah, akan membantu siswa.
8. Kebutuhan memecah materi kompleks
menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu
model.
9. Keterampilan tingkat tinggi
(kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar akan lebih cepat,
efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas
penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan dan kecepatan
belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih
lambat.
12. Dengan persiapan, siswa dapat
mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan
menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan
sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
sebagai berikut:
1. Menarik perhatian (gaining
attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu
yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
(informing learner of the objectives) : memberitahukan kemampuan yang
harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang
telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang
ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk
mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting
the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah
direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing
learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing
proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. memperoleh kinerja/penampilan
siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang
telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. memberikan balikan (providing
feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing
performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer
belajar (enhancing retention and transfer): merangsang kamampuan
mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review
atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BELAJAR
Menurut analisis penulis, Belajar
merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang
kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita
miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap
informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau
kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar
pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi,
proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation)
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan
tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan
perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah
tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam
diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah
yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan
bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan
terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Ada banyak bentuk-bentuk perubahan
yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan
belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia
belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok
umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain
yang lebih dahulu maju karena belajar.
Kemajuan hasil belajar bidang
pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah
sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi
mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar
memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya
untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari
dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.
II.2 JENIS-JENIS BELAJAR
Bedasarkan
teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam melakukan
proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar.
Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu Belajar isyarat
(signal learning), Belajar stimulus respon, Belajar merantaikan (chaining),
Belajar asosiasi verbal (verbal Association), Belajar membedakan
(discrimination), Belajar konsep (concept learning), Belajar dalil (rule
learning), Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Dari
kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang
mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan evaluasi.
Selain dari kognititf aspek avektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek
afektif mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian,
Karakterisasi. Sedangkan psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation),
Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek
tersebut barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar
kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual.
Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami,
mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar.
Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal
misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan dihubungkan dengan
benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa ditemukan dan mudah diingat
sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang
perlu dihafal dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure. Pengalaman
belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,
mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan
aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau prinsip terhadap
kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan sintesis
dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau komponen,menyusun membentuk
bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai
kemampuan dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian
terhadap objek studi menggunakan criteria tertentu.
Berkaitan
dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa
mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan
contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai,
berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari
dan sebagainya.
Untuk
kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai
kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan
menirukan, menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
1I.3 PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
Proses pembelajaran dialami setiap
orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran
merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang
paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa
hadirnya guru.
Dalam proses belajar terdapat
komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama dari proses
pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar
dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara
alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang
dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang
direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan
telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan
tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang berisi metode dan alat
pendukung.
Dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan
bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
kirarki konsep materi pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan
pembelajaran minimal mengandung dua unsure penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.
II.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam melaksanakan pembelajaran,
agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran.
Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari
teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam
pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang lebih
optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan
oleh Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran yang efektif dan
bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan apersepsi, eksplorasi,
konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku,
penilaian formatif.
Pada dasarnya prinsip-prinsip
belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung,
pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan menantang, penguatan
kepada siswa dan aspek psikologi lain.
Perhatian,
dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum
pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa
berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi, Jika perhatian
siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun
siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar
perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun
guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran
berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
Keaktifan siswa,
Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan
pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang
disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
Keterlibatan langsung,
pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah
yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam
proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pengulangan belajar,
Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat.
Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan
pengulangan belajar.
Materi pelajaran yang
merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan
materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru
harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan
menantang siswa untuk mempelajarinya.
Balikan atau penguatan
kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika
sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun,
hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.
Aspek-aspek psikologi
lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik
secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa
tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan
kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal
pelajaran , dll.
Baiklah kawan-kawan seperjuangan,
saatnya kita focus ke materi yang lebih spesifik yang sebenarnya lebih focus
pada ilmu psikologi pendidikan. Namun hal ini semuanya perlu kita, sebagai
seorang guru yang professional, ketahui tentang teori-teori psikologi belajar itu sendiri
sehingga kita nantinya tidak salah didik dan diharapkan setelah membaca artikel
yang sederhana ini, kita semua menjadi seorang guru yang terarah dan terampil
dalam memberikan bimbingan dan didikan sesuai dengan tujuan dari arti belajar
itu sendiri.
Kawan-kawan semua, seperti kita
ketahui bersama bahwa paradigma dalam dunia pendidikan terus berkembang seiring
dengan teori-teori baru yang muncul dari para ahli seputar dunia pendidikan dan
proses tumbuh kembang siswa yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan itu sendiri
atau socio-cultural. Begitupun yang terjadi dalam psikologi seputar dunia pendidikan. Di dalam masa perkembangan saat ini muncul secara berurutan
beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya:
Ketiga pendekatan ini memiliki
implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, ketiga teori ini memiliki
tujuan dan peranan untuk kepentingan pembelajaran, pengelolahan kelas,
pembimbingan serta berbagai kegiatan pendidikan lainnya. Seiring perkembangan
aliran psikologi tersebut, maka muncul pula berbagai teori-teori tentang
belajar, yaitu :
Teori-teori belajar psikologi behavioristik (lihat
selengkapnya di sini)
Teori-teori belajar psikologi kognitif (lihat
selengkapnya di sini)
Teori-teori belajar psikologi humanistis (lihat
selengkapnya di sini)
[1] Drs.
Tohirin, M.S., M. Pd.Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta, Rajawali
Press,2005 ). Hal.21