SAHABAT NABI SAW ABDURRAHMAN BIN AUF

Kedermawanan Abdurrahman bin 'Auf
Pada suatu hari di kota Madinah yang aman dan tentram. Tiba-tiba saja… entah darimana datangnya terlihat debu yang mengepul ke udara. Angin pun menerbangkan debu-debu itu menghampiri pintu-pintu kota, dan berhembus dengan kuatnya di jalan-jalan raya.
Orang banyak menyangka ada angin ribut (ternyata gak cuma orang aja yang ribut) yang menyapu dan menerbangkan pasir. Adik-adik tau gak apa sebenarnya yang terjadi di Madinah waktu itu???
Ternyata…
di kota itu kedatangan 700 kendaraan yang penuh dengan muatan!! Kebayang nggak gimana hebohnya kota Madinah waktu itu… Kalau di Bogor mungkin bakalan terjadi macet total di mana-mana ya?
Waktu itu Ummul Mu'minin Aisyah r.a. yang mendengar kehebohan itu bertanya: "Apakah yang telah terjadi di kota Madinah…?" Dan beliau mendapat jawaban, bahwa kafilah ABDURRAHMAN BIN 'AUF baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya. Kata Ummul Mu'minin lagi, "Kafilah yang telah menyebabkan semua kesibukan ini?" "Benar, karena yang datang ada 700 kendaraan…!" Ummul Mu'minin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengingat-ingat sesuatu. Katanya, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda :
"Kulihat Abdurrahman bin 'Auf masuk syurga dengan perlahan-lahan!"
"Wahai Ibnu 'Auf! Anda termasuk golongan orang kaya.. dan anda akan masuk surga secara perlahan-lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah langkah anda…!"
Kemudian katanya, "Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar anda menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kepersembahkan di jalan Allah 'azza wa jalla…!!!" Dan dibagikannya seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya.. Subhanallah ya adik-adik… harta yang sebegitu banyaknya gak ragu-ragu beliau sumbangkan. Kalau kita?? Mungkin ngasih uang Rp 200,00 ke pengemis aja lama…ya nggak? Itulah adik-adik… Abdurrahman bin 'Auf seorang yang bijaksana, yang tidak suka harta benda kekayaannya meninggalkannya dari kafilah iman dan pahala surga. Maka dialah yang membuktikan harta kekayaannya dengan kedermawanan dan pemberian yang tidak terkira, dengan hati yang puas dan rela…!
Adik-adik tau gak? Ternyata tidak hanya sekali itu saja Abdurrahman bin 'Auf memberikan hartanya. Suatu hari ia menjual tanah seharga 40 ribu dinar (kalau dalam rupiah berapa ya?), kemudian uang itu dibagi-bagikannya semua untuk keluarganya dari Bani Zuhrah, untuk para isteri Nabi dan untuk kaum fakir miskin.
Lalu pernah pula ia menyedekahkan 500 ekor kuda untuk perlengkapan tentara Islam…dan di hari lain 1.500 kendaraan. Menjelang wafatnya ia berwasiat 50.000 dinar untuk jalan Allah, lalu diwasiatkannya pula bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing 400.000 dinar!!!
Kesederhanaan Abdurrahman bin 'Auf
Zaman sekarang, kita dapat melihat perbedaan dari seorang konglomerat dengan orang yang miskin. Betul 'gak adik-adik? Si konglomerat tentulah pakaiannya indah, mobilnya mewah, rumahnya megah…
Tapi hal itu tidak berlaku bagi Abdurrahman bin 'Auf. Meskupun kekayaannya melimpah ruah, sedikit pun tidak terlihat kesombongan dalam dirinya. Sampai-samapi orang berkata tentang dirinya,"Seandainya orang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, nscaya ia tak akan sanggup membedakannya di antara mereka!"
Tetapi bila orang asing itu mengenal satu segi saja dari perjuangan Ibnu 'Auf dan jasa-jasanya, misalnya diketahuinya bahwa di badannya terdapat 20 bekas luka di perang Uhud yang mengakibatkan kepincangan… dan beberapa gigi serinya yang menyebabkan kecadelan ketika beliau berbicara. Di waktu itulah orang baru akan menyadari bahwa laki-laki yang berperawakan tinggi dengan air muka berseri dan kulit halus, pincang serta cadel itulah orang yang bernama Abdurrahman bin 'Auf.
Kedinamisan Abdurrahman bin 'Auf
Selain dermawan dan sederhana… Abdurrahman bin 'Auf adalah seorang yang dinamis, efektif mengisi waktunya, senang beramal soleh di mana pun ia berada. Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid, dan tidak sedang berjihad mempertahankan agama Islam, tentulah ia sedang mengurus perniagaannya yang berkembang pesat berupa pakaian dan makanan.
Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat menonjol, ketika kaum Muslimin hijrah ke Madinah. Waktu itu Rasul mempersaudarakan dua orang sahabat, antara kaum Muhajirin dari Mekah dan kaum Anshar dari penduduk Madinah.
Ketika itu Rasul mempersaudarakan antara Abdurrahman bin 'Auf dengan Sa'ad bin Rabi'. Waktu itu Sa'ad berkata, "Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya…!" Abdurrahman bin 'Auf berkata, "Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda. Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga…!
Abdurrahman bin 'Auf pergi ke pasar, dan berjualbeli di sana…
Abdurrahman bin 'Auf Dijamin masuk Surga
Dari cerita di atas mungkin ada yang bertanya kapan sih Abdurrahman bin 'Auf masuk Islam? Dia adalah salah seorang dari delapan orang yang dahulu masuk Islam. Abu Bakar datang kepadanya menyampaikan Islam, begitu juga kepada Utsman bin 'Affan, Zubair bin Awwam, Thalhan bin Ubaidilah, dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Waktu itu mereka segera pergi menemui Rasulullah saw. menyatakan masuk Islam.
Dengan masuknya Abdurrahman bin 'Auf ke dalam agama Islam menyebabkannya menderitakan nasib malang berupa penganiayaan dan penindasan dari Quraisy. Dan sewaktu Nabi saw. memerintahkan para sahabatnya hijrah ke Habsyi, Ibnu 'Auf ikut berhijrah kemudian kembali lagi ke Mekah, lalu hijrah untuk kedua kalinya ke Habsyi dan kemudaian hijrah ke Madinah. Abdurrahman bin 'Auf pun ikut bertempur di perang Badar, Uhud dan peperangan-peperangan lainnya…
Dan semenjak keIslamannya sampai akhir hayatnya dalam usia 75 tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang bagi seorang Mu'min. Hal ini menyebabkan Nabi saw. memasukkannya dalam sepuluh orang yang telah diberi kabar gembira sebagai ahli surga.
Pada tahun 32 Hijrah, Abdurrahman bin 'Auf wafat. Selagi ruhnya hendak berpisah dari jasadnya, air matanya meleleh sedang lidahnya bergerak-gerak mengucapkan kata-kata:
"Sesungguhnya aku khawatir dipisahkan dari sahabatku karena kekayaanku yang melimpah ruah…!"
Tetapi segera senyuman tipis menghiasi wajahnya disebabkan sukacita seolah mengenang kebenaran sabda Rasulullah saw yang pernah beliau ucapkan "Abdurrahman bin 'Auf dalam surga!". Lagi pula ia sedang mengingat janji Allah dalam kitab-Nya:
"Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah mereka nafkahkan itu dengan membangkit-bangkit pemberiannya dan tidak pula kata-kata yang menyakitkan, nniscaya mereka beroleh pahala di sisi Tuhan mereka; mereka tidak usah merasa takut dan tidak pula berduka cita…"
Adik-adik itulah kisah tentang Abdurrahman bin 'Auf salah satu sahabat Rasulullah saw.

 Semoga kalian bisa meniru kepribadian Abdurrahman bin 'Auf.   

0 komentar:

Posting Komentar