BERTAWAKAL KEPADA RAHMAT ALLAH


Di antara kisah yang menarik mengenai tawakkal.

Dua orang suami-istri yang saling mencintai. Masing-masing tidak menemukan ketentraman kecuali bila berada berdampingan.

Hanya sayangnya keduanya mempunyai sifat yang saling berlawanan. Sang suami seorang laki-laki yang tenang, tidak pernah kesal sekalipun dalam kondisi susah. Sementara sang istri sebaliknya, sangat tegas dan mudah kesal sekalipun dalam masalah yang sepele.

Suatu hari mereka berdua mengadakan perjalanan dengan menaiki kapal laut. Mereka sudah berlayar beberapa hari. Suatu waktu angin kencang berhembus disertai hujan. Ombak laut menggila bagaikan gunung. Kondisi kapal sangat genting. Kapal sudah dipenuhi air. Seluruh penumpang pucat ketakutan. Bahkan nakhoda tidak dapat menyembunyikan kecemasannya. Kesempatan untuk selamat hanya mengandalkan kemu'jizatan dari Allah.

Sang istri tidak dapat lagi menahan perasaannya. Ia mulai berteriak-teriak, tidak tahu apa yang harus diperbuat....

Ia segera menemui suaminya, dengan harapan ia mempunyai ide cemerlang untuk menyelamatkan diri dari kematian yang sedang mengancam. Semua penumpang sudah berada pada puncak ketakutan. Namun anehnya, ia dikejutkan oleh sikap suaminya yang duduk dengan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Kemarahan istrinya membludak. Ia mengecam suaminya sebagai orang yang dingin dan tidak punya kepedulian.

Suaminya melihat kepadanya. Dengan wajah masam dan mata penuh kemarahan ia menghunuskan belati ke arah dada istrinya, dan ia berkata dengan serius disertai suara mengancam: "Apa kamu tidak takut dengan belati ini?"

Istri: Tidak

Suami: Kenapa?

Istri: Karena ia dipegang oleh tangan orang yang aku yakini kecintaannya kepadaku dan aku juga mencintainya.

Suaminya tersenyum sambil berkata: "Demikian juga aku, ombak besar itu dikendalikan oleh tangan yang aku yakin kepada-Nya dan aku mencintai-Nya. Kalau Dia yang Maha Berkuasa atas segala perkara, kenapa harus takut dan cemas?"

--------------------------------------------

قل لن يصيبنا إلا ما كتب الله لنا هو مولانا وعلى الله فليتوكل المؤمنون

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal".
(QS.At-Taubah:51)

Allah tidak pernah mengambil sesuatu dari kita kecuali untuk membuka tangan kita dan menggantinya dengan yang lebih baik, mencoba selalu berikhtiar, berdoa dan berserah diri, inshaAllah tidak ada yang sia-sia pada usaha maksimal dan doa paling tulus, jangan biarkan akal menyimpulkan setiap perkara dengan pikiran sempit, karena bisa jadi yang kita kira cobaan adalah pembuka pintu rahmad, maka husnudzonlah pada-Nya, karena Dia sesuai persangkaan hamba-Nya

Wallahu’alam bishshowab

Semoga bermanfaat

MAKNA MENCINTAI



“… Ketika melihat pasukan musuh mulai berdatangan dari segala penjuru kearah Rasulullah, Mushab Bin Ummair langsung turun dari atas bukit dengan menggenggam bendera di tangan kanannya dan sebilah pedang ditangan kirinya menerjang musuh dengan gagah berani, membuat agar perhatian musuh tertuju padanya dan melupakan Rasulullah. Ayunan pedang dengan teriakan takbir oleh Mushab Bin Ummair, layaknya singa yang sedang Menerkam mangsa, menggetarkan setiap orang yang menyaksikan, tak kenal rasa takut, tak kenal rasa letih, semua rasa itu dia lupakan demi melindungi apa yang dicintainya.
Namun musuh yang dihadapi ternyata lebih banyak, Mushab bin Ummair ternyata tidak mampu melawan semua. Datanglah kepada beliau seorang musuh berkuda bernama Ibnu Qumaiah, lalu menebas tangan kanan Mushab Bin Ummair, hingga bendera yang digenggamannya terjatuh.
Melihat bendera tersebut terjatuh, Mushab Bin Ummair langsung memungutnya dengan tangan kirinya. Lalu kemudian, tangan kirinya ditebas lagi hingga terputus dan bendera berlafadzkan kalimat Tauhid itu terjatuh kembali. Melihat bendera tersebut terjatuh, beliau memungut kembali, bersusah payah dengan sisa-sisa lengannya, akhirnya beliau peluk dengan erat bendera itu, agar tidak terjatuh lagi. Melihat Mushab Bin Ummair tidak berdaya, akhirnya musuh pun menyudahi penderitaan Mushab dengan menusukkan 3 tombak kearah punggung hingga tembus kedada beliau, dan akhirnya membuat beliau Syahid…”
Bayangkan, rasa sakitnya tangan yang ditebas oleh pedang hingga terputus, bagi Mushab Bin Ummair ternyata jauh lebih sakit melihat bendera berlafadzkan “Laa illaa ha illallah, Muhammadarasulullah” itu terjatuh. 
Seperti itulah hakekat cinta, jika cinta sudah merasuk kedalam hati, maka tiada kata selain melindungi apa yang dicintai, walau nyawa sebagai taruhannya. Tak peduli seberapa besar rasa sakit yang diterima, tak peduli seberapa luka yang dirasa, semua akan dipertaruhkan demi apa yg dicintai. Rasa sakit baru akan terasakan, jika yang dicintai pergi meninggalkan.
Maka cintailah Allah Semata, yang Pastinya akan selalu ada dan takkan pergi Meninggalkan, selama kita tetap setia kepada-Nya dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta mencintai sesuatu dan membenci sesuatu karna Allah, agar senantiasa kita dapat terus menjaga cinta kita untuk-Nya selamanya.
Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah Bersabda :
Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
 Allah SWT berfirman:
Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imraan: 31)


http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2013/10/21/27240/makna-mencintai/

Kisah Cinta Abdullah bin Abu Bakar RA



Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Sudah tentu Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.

Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama untuk sholat berjamaah di Masjid. Namun, apabila beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke Masjid.

Setelah selesai menunaikan sholat, Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di Masjid. Kemudian Abu Bakar RA segera memanggil Abdullah, seterusnya bertanya: "Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjama'ah?" Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata: "Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!" Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu Bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur.

Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!!!

Dari kisah di atas, marilah kita sama-sama bertafakkur tentang hakikat dan bagaimana cinta sejati, tulus dan suci itu sebenarnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia akan sentiasa dipenuhi dengan warna-warna cinta. Bahkan kita dapat ungkapkan bahwa kehadiran manusia di muka bumi ini disebabkan Allah SWT meletakkan sebuah perasaan di dalam jiwa manusia, dan dia adalah cinta.

Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan pelbagai khazanah alam. Tak kan pernah habis dan kita akan sentiasa menemui berjuta macam benda. Dari sekecil-kecil ikan hingga ikan paus yang terbesar. Dari kerang sampai mutiara malah jika diizinkan Allah, kita mungkin menemui bangkai kapal dan bangkai manusia...!!!

Usia sejarah cinta seumur dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ ada 1000 kisah cinta. Dan jika di muka bumi ini ada lebih 5 million manusia, maka sejumlah itu pulalah kisah cinta akan hadir.

Walau berapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, drama, film, sinetron, lagu dan berbagai bentuk hasil seni lain, namun pada hakikatnya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta syahwat dan mana cinta Rabbani? Derasnya arus ghazwul fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta "suci" yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan diraih seterusnya untuk dinikmati.

Manusia seakan lupa pada sejarah. Lupa pada kisah-kisah tragis yang berakhir di hujung pisau atau dalam segelas racun. Mereka semua rela diseret dan dijeremuskan ke dalam lubang ‘neraka’ hanya untuk mengejar salah satu rasa dari sekian banyak rasa yang ada disudut hati manusia, itulah cinta.

Cinta memiliki kekuatan luar biasa. Dan kekuatan cinta (the power of love) mampu menjadikan manusia pribadi yang sangat nekad atau sangat taat. Nekad dalam konteks sangat berani dalam melanggar peraturan-peraturan Allah seperti berkhalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), berkasih-kasihan lelaki dan perempuan, berpegangan tangan, mempertontonkan adegan birahi percuma di khalayak ramai apatah lagi dalam sembunyi. Atau jika cinta tak mendapat restu dari orang tua, pasangan akan nekad, terus lari dari rumah atau berzina (na’udzubillah min dzalik). Dan tidak sedikit pula yang begitu nekad sanggup melakukan perbuatan yang dilaknat Allah yaitu membunuh diri demi cinta.

Pribadi-pribadi nekad seperti ini menjadikan cinta sebagai tujuan bukan sebagai sarana mencapai tujuan. Oleh itu tidaklah mengherankan jika kita banyak menemui berbagai perilaku aneh para pencari cinta yang tak masuk akal. Sebab apa yang mereka tuju adalah suatu yang abstrak, tidak jelas dan bukan perkara yang pokok. Mereka sibuk mencari dan mengartikan makna cinta sementara lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta. Dzat yang menumbuh suburkan rasa cinta. Dzat yang memberikan kekuatan cinta. Dzat yang paling layak dicintai, kerana Dia juga Empunya nikmat cinta. Allah Rabbul ‘Alamin.

Kisah tragis di awal tulisan ini memberikan gambaran jelas sikap manusia yang rela mengorbankan diri demi sepotong cinta. Muda-mudi yang nekad bunuh diri dengan berbagai cara ini pada dasarnya belum mengenali hakikat cinta. Cinta yang mereka kenal selama ini adalah cinta yang ditunggangi oleh nafsu syahwat. Dan joki penunggangnya adalah syaitan laknatulllah. Pada momen ini syaitan berteriak keriangan sambil mengibar-ngibarkan bendera kemenangan kerana berhasil menjerumuskan anak cucu Nabi Adam dalam neraka jahannam dengan dalih cinta yang begitu murah nilainya.

Cinta memang tak kenal warna. Cinta tak kenal baik-buruk. Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah. Memang begitulah adanya. Kerana yang mampu mengenal warna dan baik-buruk adalah pelaku-pelaku cinta yang menggunakan akal fikirannya.

Sebaliknya cinta juga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mengagumkan. Pribadi yang tak takut kehilangan suatu apa pun walau ia amat cinta pada sesuatu. Namun kerena cinta yang hadir dipenuhi dengan nuansa keimanan, maka mereka rela mengorbankan apa saja yang mereka amat cintai demi memperolehi keridhaan Dzat Pemberi cinta. Jiwa mereka tidak gundah gulana hanya kerena kehilangan cinta duniawi karena Allah sebagai Dzat pemberi ketenteraman Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahawa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka yakin kenikmatan cinta tak ada artinya tanpa ada restu Allah sebagai Pemberi cinta. Maka yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Allah, bukan cinta yang bersifat sementara.

Kisah Abdullah putera Abu Bakar RA menjadi contoh kematangan pemuda yang mengenal arti cinta. Bayangkan!! Dia memiliki isteri yang amat cantik, berakhlak mulia, berkedudukan tinggi dan berharta. Namun apabila ayahandanya memerintahkan untuk menceraikan isterinya, dengan alasan isterinya telah melalaikan Abdullah dalam menunaikan hak Allah seterusnya akan membuat Abdullah lalai dari berjihad di jalan Allah. Maka apa reaksi Abdullah? Tidak!! Abdullah tidak marah langsung pada ayahnya. Atau berusaha mengambil pedang dan ingin memenggal kepala si ayah yang berusaha memisahkan jalinan cinta yang memang sudah sah itu. Sekali lagi tidak!! Pemuda yang bernama Abdullah melihat perintah itu dengan kacamata cinta yang diberikan Allah. Ia rela menceraikan isteri yang dicintainya demi mempererat hubungan cinta dengan Allah. Subhanallah… Masih adakah pemuda-pemuda seperti pribadi Abdullah di zaman modern kini?

Begitulah cinta. Ia mampu melambungkan manusia pada derajat kemuliaan yang tak terhingga. Manakala frekuensi atau gelombang cintanya juga sudah selaras dengan frekuensi atau gelombang cinta yang Allah kehendaki. Semuanya akan senada seirama. Tak ada dengung sumbang, tak ada nada ternoda. Demikian indah dan asli irama cinta sejati. Wallahu ‘Alam...

Misteri negara akhir zaman: Keutamaan Syam


1. Penduduk Syam sentiasa berada di atas al-haqq yang dominan hingga datang kiamat.

"Sebahagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang bertentangan sehingga datang keputusan Allah, dan mereka sentiasa dalam keadaan demikian. Mu'adz berkata: dan mereka ada di Syam. "(HR.Bukhari)

 "Jika penduduk Syam rosak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan sentiasa ada satu kelompok dari umatku yang dimenangi oleh Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang bertentangan sehingga datang hari Kiamat

Doa Nabi saw meminta barokah untuk negara Syam, dan harapan Nabi saw agar penduduknya dihindarkan daripada keburukan dan musibah.

Ya Allah, berilah kami barakah pada negara Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negara Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah pada negara Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat masih bertanya: termasuk Nejed? Rasulullah saw menjawab: Di sana (Nejed) terjadi gempa dan huru-hara, dan di sana muncul dua tanduk syaitan. (HR. Bukhari)

Nota: yang dimaksudkan dengan Nejed dalam hadis ini adalah Iraq.

2. Penduduk Syam diuji oleh Allah dengan penyakit taun agar mendapat syahadah dan rohmat.

"Jibril datang kepadaku dengan membawa demam dan wabak, aku menahan demam di Madinah dan aku lepaskan penyakit taun untuk negera Syam, kerana meninggal kerana penyakit taun merupakan mati syahid bagi umatku, rahmat bagi mereka, sekaligus kehinaan bagi kaum kafir." (HR. Imam Ahmad)

3. Negara Syam dinaungi sayap malaikat rahmat

"Beruntunglah negera Syam. Sahabat bertanya: mengapa? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negera Syam. "(HR. Imam Ahmad)

4. Syam adalah negera iman dan Islam apabila berlaku huru-hara dan peperangan dahsyat.

"Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahawa bila fitnah (konflik) berlaku maka iman terletak di negera Syam. "

6. Syam merupakan pusat negara Islam di akhir zaman

"Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi saw dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tidak ada lagi perang. 

Nabi saw menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan sentiasa ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rezeki dari mereka (berupa ghanimah) sehingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang dipasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya kiamat. "(Riwayat Imam Ahmad)

7. Syam merupakan benteng umat Islam apabila berlakunya malhamah kubro (perang dahsyat akhir zaman)

"Auf bin Malik al-Asyja'iy berkata: Aku menemui Nabi saw lalu aku ucapkan salam. Nabi saw: Auf? Aku: Ya, benar. Nabi saw: Masuklah. Aku: Semua atau aku sendiri? Nabi saw: Masuklah semua. Nabi saw: Wahai Auf, hitung ada enam tanda Kiamat. Pertama, kematianku. Aku: Kalimat Nabi saw ini membuatku menangis sehingga Nabi saw membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: satu. Nabi saw: Penaklukan Baitul Maqdis. Aku: Dua. Nabi saw: Kematian yang akan meragut umatku dengan cepat seperti wabak kematian kambing. Aku: Tiga. Nabi saw: Konflik dahsyat yang menimpa umatku. Aku: Empat. Nabi saw: Harta membumbung tinggi nilainya sehingga seseorang diberi 100 dinar masih belum puas. Aku: Lima. Nabi saw: Terjadi gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa perang), lalu mereka menyokong kalian dengan 80 destinasi. Aku: Apa maksud tujuan? Nabi saw: Maksudnya panji. Pada tiap panji terdisi dari 12,000 tentera. Benteng umat Islam ketika itu di kawasan yang disebut Ghouthoh, kawasan sekitar bandar Damsyik. "(HR. Imam Ahmad)

Nota: Daerah bernama Ghauthah masih ada hingga kini, tidak berubah namanya dan kedudukan berhampiran Damsyik.

8. Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.

"Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kamu memilih Syam, kerana ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tidak boleh hendaklah kamu memilih Yaman dan berilah minum (binatang kamu) dari kolam-kolam (di lembahnya), kerana Allah menjamin untukku negera Syam dan penduduknya. "(HR. Imam Ahmad)

9. Kematian Dajjal terjadi di Syam

"Al-Masih Dajjal akan datang dari arah timur, dia menuju Madinah, sehingga berada di balik Uhud, dia disambut oleh malaikat maka malaikat membelokkan arahnya ke Syam, di sana dia dibinasakan, di sana akan binasa." (HR. Imam Ahmad)

"Dajjal akan keluar di tengah Yahudi Asfahan hingga mencapai Madinah, dia singgah di sempadannya, saat itu Madinah mempunyai 7 pintu pada tiap pintu dijaga oleh 2 malaikat, maka penduduk Madinah yang jahat bergabung dengan Dajjal hingga apabila mereka mencapai pintu Ludd, Isa as turun lalu membunuhnya dan sesudah itu Isa as hidup di dunia 40 tahun sebagai pemimpin yang adil dan hakim yang bijak. "(HR. Imam Ahmad)

10. Syam adalah negeri titik temu dan titik tolak

"Kamu akan dikumpulkan di sana - tangannya menunjuk ke Syam - jalan kaki atau naik kenderaan mahupun berjalan terbalik (kepala di bawah) ..." (HR. Imam Ahmad)

"Maimunah bertanya kepada Nabi saw: Wahai Nabi Allah, jelaskan kepada kami tentang Baitul Maqdis. Maka Nabi saw menjawab: Dia adalah negera titik bertolak dan titik berkumpul, datanglah ke sana dan solatlah di sana, kerana solat di sana bersamaan 1000 kali solat di tempat lain. "(HR. Ahmad)
 
sumber: file:///C:/Users/kiki/Downloads/Misteri%20negara%20akhir%20zaman%20%20Keutamaan%20Syam%20_%20Detik%20Islam.htm#

Kisah Patahnya Sayap Malaikat Langit


Diriwayatkan pada suatu hari, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkata,
"Ya Rasulullah, aku telah melihat seorang malaikat di langit sedang berada di atas singgasananya. D sekitarnya terdapat 70 ribu malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya, Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat."

"Dari sekarang ini, aku melihat malaikat itu berada di Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah sedang menangis tersedu, "Lanjut Malaikat Jibril.


Sayap Patah

Ketika dia melihatku, dia berkata,
"Apakah engkau mau menolongku?"
Aku berkata, "Apa salahmu?"

Dia berkata,
"Ketika sedang berada di atas singgasana pada makam Mi'raj, lewatlah padaku Muhammad, Kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga Allah SWT menghukumku dengan ini (sayapnya patah) serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat."

Maaikat Jibril berkata,
"Seraya aku merendah diri di hadapan Allah SWT, aku memberinya pertolongan."
Maka Allah SWT berfirman,
"Wahai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas KekasihKu, Muhammad SAW."

Malaikat Jibril berkata lagi,
"Kemudian malaikat itu membaca shalawat kepadamu dan Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kembali kedua sayapnya, lalu menempatkannya lagi di atas singgasananya."

Sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, hingga malaikat saja yang tidak menghormat, sayapnya dipatahkan oleh Allah SWT.
Kisah ini dinukil dari KitabMukasyafatul Qulub, buah karya dari cucu Imam Al Ghazali yang bernama Hujjatul Islam Al Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.

sumber :http://kisahislamiah.blogspot.com/2013/08/kisah-patahnya-sayap-malaikat-langit.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+KisahIslamiah+%28Kisah+Islamiah%29

KISAH HARU ANAK TUNA NETRA PENGHAFAL AL QUR'AN

“Dalam shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku,”

SYAIKH FAHD AL KANDERI mewancarai anak istimewa ini yang bernama MUADZ. Seorang anak laki-laki TUNANETRA penghafal Al-Quran dari Mesir yang berusia 11 tahun.

Dalam wawancara itu beliau FAHD AL KANDERI menanyakannya perihal bagaimana ia belajar Al-Quran dan kebutaannya.


Cara Membuat Toko Online di Blogger Gratis Lengkap

Kisah Nyata: Ketegaran Bara’ah, Gadis Cilik Penghafal Al-Qur’an & Pengidap Kanker

Kisah Nyata: Ketegaran Bara’ah, Gadis Cilik Penghafal Al-Qur’an & Pengidap Kanker

Bara’ah Abu Lail saat masih balita
Bara’ah Abu Lail saat masih balita
Al Qur’an Telah Membuatnya Seteguh Karang Menghadapi Ujian yang Datang Bertubi-tubi 
Berikut ini adalah kisah Bara’ah Abu Lail, gadis kecil yang menderita kanker ganas stadium akhir dan menjadi yatim piatu hanya dalam lima hari.
Bara’ah Abu Lail, hafal Al-Qur’an pada usia 10 tahun. Namun Allah lebih Menghendakinya bahagia di jannah-Nya. Anak kecil ini divonis terkena kanker ganas. Setelah ibunya lebih dulu meninggal dunia karena penyakit yang sama.
Saat ibunya mengetahui umurnya tidak lagi panjang, sang ibu berkata kepada anaknya yang tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya :
“Anakku…. aku sebentar lagi, ibu akan mendahului kamu menuju jannah Allah. Dan ibu ingin engkau setiap hari membacakan Al Qur’an yang telah engkau hafalkan di telinga ibu. Kelak, Al Qur’an itulah yang akan menjagamu di dunia (sepeninggal ibu)
Demikianlah setiap sore gadis kecil ini membacakan Al Qur’an di telinga ibu yang terbaring lemah di rumah sakit.
Suatu hari ayah Bara’ah mendapat berita sangat penting dari rumah sakit bahwa kondisi istrinya kritis. Maka tanpa pikir panjang ia bergegas mengajak Bara’ah menuju rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, sang ayah tidak ingin anaknya ikut bersamanya melihat apa yang terjadi dengan ibunya. Ia khawatir gadis kecil itu shock jika mendengar kabar kondisi terburuk yang terjadi pada ibunya. Rupanya sang istri benar-benar sedang kritis.
Dalam kondisi sangat berduka ayah Bara’ah bergegas menuju mobilnya untuk memberitahukan kondisi ibunya, namun Allah berkehendak lain. Karena guncangan jiwa akibat musibah yang diterimanya, ia tidak fokus saat menyeberang jalan.
Qaddarullah, sebuah mobil menabraknya. Laki-laki itu pun meninggal seketika di hadapan putri tercintanya. Bara’ah menangis tersedu-sedu sambil memangku jasad ayahnya tercinta yang sudah tak bernyawa lagi.
Belum selesai musibah yang harus dihadapi gadis kecil ini, lima hari berselang dari wafatnya sanga ayah, ibunya tercinta pun menyusul dipanggil Allah menghadap-Nya. Tinggallah Bara’ah sebatang kara di negeri orang. Kedua orangtua Bara’ah adalah warga negara Mesir yang bekerja sebagai tenaga medis di Arab Saudi.
Bara’ah Abu Lail BARAAH-SAMIH
Bara’ah Abu Lail setelah hafal Al-Qur’an, lalu ditinggal meninggal dunia oleh ayah dan ibunya, kemudian menjadi yatim-piatu, dan tak lama setelah menjadi yatim-piatu, ia pun akhirnya meninggal karena penyakit kanker.
Tidak berselang lama, tanpa sebab tanpa gejala apapun sebelumnya, gadis kecil ini merasakan kesakitan yang luar biasa sebagaimana dialami oleh ibunya. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata ia pun mengidap penyakit kanker stadium akhir seperti yang dialami oleh ibunya.
Namun dengarlah apa yang diucapkan gadis kecil ini ketika ia tahu apa yang dialaminya :
alhamdulillah …. sebentar lagi aku akan menyusul papa dan mama….!!!”
Seluruh yang mendengar ucapan gadis kecil itu terkejut bukan kepalang. Ujian dan musibah yang bertubi-tubi menimpa anak sekecil itu tetapi tidak sedikit pun membuatnya putus asa atau gundah gulana. Ia bahkan begitu sabar menghadapi beratnya cobaan hidup yang dihadapinya.
Subhaanallaah… Al-Qur’an membuatnya seteguh karang menghadapi ujian yang bertubi-tubi datang. Seorang dermawan Saudi Arabia lalu membiayainya untuk berobat ke Inggris.
Berikut adalah video suara terakhir dari Bara’ah, sesaat sebelum Allah memanggilnya kembali menghadap-Nya, di Jannah-Nya, Insya Allah. (oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi, via: voa-Islam)

*
Kami hidup hanya untuk mati. Semua manusia begitu, tapi sedikit yang mau mengakuinya. Kami tak takut mati, karena mati itu keniscayaan. Tiada beda mati kini atau nanti. Yang menjadikannya beda hanyalah caranya. Kami adalah kaum yang akan maju berdesak-desakan ketika pintu menuju syahid terbuka.
(IslamIsLogic.wordpress.com – “guide us to the straigh path” , QS 1:6)
IslamIsLogic.wordpress.com
fb.com/IslamIsLogic

Jika Orang Tua Menginginkan Anak Penghafal Al Qur’an


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya..”
(QS. Al Hijr : 9)

Sudah merupakan janji Allah, bahwa Al Qur'an akan dipelihara Allah, diantaranya, di dada orang-orang muslim. Begitu banyak bukti, begitu banyak kisah tentang para penghafal Al Qur'an dari mulai zaman Rasulullah hingga kini. Dari berbagai macam warna kulit, ras, dan bangsa, semuanya ada yang menjadi penghafal Al Qur'an.

Begitu pun saat ini, di mana menghafal Al Qur'an menjadi trend. Banyak orang mau menghafal Al Qur’an. Banyak pula para orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya di sekolah-sekolah penghafal Al Qur'an. Tapi tidak sedikit juga orang yang mengatakan, “Apakah aku bisa menghafal Al Qur'an? Apakah aku bisa membuat anak-anakku menjadi penghafal Al Qur'an?” Kalau semua orang berazzam mau menghafal Al qur'an, pertanyaannya apakah semua orang mau menjalani prosesnya, proses sebagai orang tua bagi anak-anak penghafal Al Qur'an.

“Semua itu ada prosesnya, dan proses bagi orang tua yang anaknya penghafal Al Qur'an itu prosesnya luar biasa. Allah tidak akan memberi pahala yang besar kecuali liku-likunya juga luar biasa”, tutur Dr. Sarmini, pendiri Pesantren Utrujah, dalam sharing bersamanya di TK Islam Terpadu Al'Ibrah (28/3).

Bagaimana liku-likunya orang menjadi syahid tidak serta merta tanpa bantuan Allah pula. Seperti sahabat Khalid bin Walid yang mengharap syahid tapi meninggal di tempat tidur walau insya Allah mendapat pahalanya. Allah sudah menjanjikan 70 syafaat yang diberikan untuk keluarganya bagi mereka yang mati syahid. Sedangkan, bagi mereka yang penghafal Al Qura'an 40 syafaat.

Jika para orang tua memasrahkan begitu saja anak-anak mereka pada sekolah tanpa mendampinginya di rumah dengan menjaga muroja'ah dan mengkondisikan lingkungan anak dengan Al Qur'an serta bagaimana visi misi keluarga tersebut, tentu sangat bertentangan. Apakah mau jika hanya sekolah yang mendapat pahala. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan segala aktivitas dengan Al Qur'an. Sebagai contoh, anak-anak diajak untuk melihat wisudawan-wisudawati yang ada di Gaza agar mereka tahu bahwa yang mereka lakukan juga dilakukan oleh banyak anak di berbagai belahan dunia.

Kita punya tujuan lebih jauh yaitu menjayakan Al Qur'an. Jaya di atas generasi anak-anak kita. Jika generasi kita tidak layak, tidak loyal, maka Allah akan menggantikan dengan umat yang lebih loyal, lebih baik. “Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Kita ingin memantaskan di hadapan Allah, ‘Ya Allah, ini anakku siap’. Tentu kita harus memadankan, melayakkan, memantaskan di hadapan Allah”, imbuh beliau. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan keluarga-keluarga Qur'ani.

Bagaimana kita membangun kampung kita agar seperti yang ada di Gaza, kampung 0% buta huruf Al Qur'an. Ini harus menjadi agenda utama kita daripada 0% buta huruf bahasa Indonesia. Barangsiapa yang berkonsentrasi dan disibukkan oleh urusan Allah tanpa meminta urusan dunia, Allah akan memberikan urusan dunia itu tanpa diminta. Barangsiapa yang hanya mengurusi dunia, akan disulitkan. Contohnya, sholat Dhuha. Sering kali kita lupa bahwa yang menjadikan lancar bukan shalatnya tetapi Allah. Begitu pula dengan menghafal Al Qur'an, harus jelas kita sampaikan kepada anak-anak, mengapa harus menghafal Al Qur'an agar mereka bangga menghafal Al Qur'an. Kita harus mau membayar harganya. Jika anak berhasil sekian juz apa kita mau mendampinginya di rumah karena menjadi keluarga penghafal Al Qur'an luar biasa tantangannya tapi luar biasa berkahnya, banyak indahnya. Betapa waktu sangat berkah karena tidak sempat melakukan hal yang remeh temeh tidak ada gunanya.

Saat Dr. Sumarni bertanya ke salah seorang anak yang menghafal Al Qur'an apa ada kesulitan memahami pelajaran lain, ternyata tidak. Bahkan justru itu yang membuat anak konsentrasi, stabil, dan beradab. Anak lebih mudah diberi tahu. Dengan menghafal Al Qur'an, luar biasa kestabilan emosi anak. Beberapa anak yang masih terpaksa tidak perlu dipaksa. Biarlah berjalan alami saja karena biasanya jika sudah menambah hafalan, mereka akan merasa cinta dengan sendirinya. Anak dengan mental seperti itu sangat mudah untuk diberi pengertian.

Bukan hanya tentang metode yang menyenangkan yang mana yang kita pilihkaan untuk anak-anak, akan tetapi lebih pada bagaimana menanamkan ke mereka bahwa menghafal Al Qur'an itu yang mereka perlukan dalam hidup mereka. Mengapa hal ini dilakukan, tidak lain agar anak memiliki kemandirian, rasa ingin menghafal dan itu yang harus dicanangkan. Jadi, jika para orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi luar biasa sebagai penghafal Al Qur'an, mereka harus mau menjalani proses yang luar biasa pula. [Gresia Divi]

Mahasiswi Sang Penghafal Alquran



Cerita Mahasiswi Sang Penghafal Alquran
Peserta wisudawan penghafal Alquran memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (30/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisuda akbar penghafal Alqurayang diselenggarakan oleh Program Pembibitan Pengahafal Alquran Daarul Quran (PPPA Daqu) pada Sabtu (30/3), menyimpan cerita unik tersendiri.
Dari ribuan peserta wisuda akbar yang di adakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), ternyata ada salah seorang mahasiswi perguruan tinggi terkemuka di Jakarta Selatan.
Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) mengirimkan salah satu mahasiswinya untuk mengikuti pagelaran Indonesia Menghafal Quran (IMQ) ke empat ini.
Ya, dia adalah Syahruna. Wanita berumur 20 tahun ini salah seorang peserta wisuda akbar Indonesia Menghafal Quran. Pihak Republika mendapatkan nomor kontak Syahruna dari Ustaz Ali selaku pengajarnya di Forum Halaqoh Quran An Nashr Bintaro Jakarta Selatan.
Pihak Republika sendiri mengetahui informasi nomer kontak Ustadz Ali dari salah seorang murid ngajinya, yakni Sharah Nadya seorang mahasiswi Universitas Islam Negri Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.
Syahruna ketika di hubungi Republika mengatakan malu untuk di wawancara seperti ini. Dia mengatakan, sebenarnya agak grogi ketika menjadi peserta wisuda akbar Indonesia Menghafal Alquran, apalagi sampai di wawancara segala.
Mahasiswi tahun ketiga STAN ini merasa sangat istimewa menjadi salah seorang peserta yang bisa mengikuti wisuda penghafal Quran. "Dari acara wisuda tadi, saya merasa kagum ternyata bukan saya saja yang mengikuti seleksi hafalan ini," kata wanita asal Sumatera Utara ini.
Dia merasa takjub dengan kondisi di GBK pagi (30/3) tadi, sedikitnya ribuan orang berkumpul dalam satu tempat untuk menggaungkan kalam Ilahi ini. "Rasa lelah selama masa menghafal hilang begitu melihat banyaknya para penghafal Alqura yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
"Saya awalnya tak percaya akan sebanyak ini saudara-saudara ku di berbagai daerah yang ikut menghafalkan Alquran dan bersama-sama di wisuda hari ini," katanya dengan bersemangat.
Di tambah lagi dengan beragamnya usia para penghafal Alquranini. Mulai dari ibu-ibu hingga anak kecil pun bersama-sama menghafalkan Kalam Allah ini.
Syahruna mengakui telah lama menghafalkan Alquran ini. Namun baru pada masa perkuliahan tingkat tiga inilah dia di bolehkan untuk hafalan. Tapi sejak tingkat awal sejatinya gadis ini telah memulai hafalannya.
"Jadi apabila di tanya berapa lama saya mulai menghafal Alquran? Ya kurang lebih sudah satu tahun setengah," kata gadis asal Asahan ini.
Dia mengakui banyak sekali hambatan dalam menghafalkan Alquran. Salah satunya adalah penyakit yang namanya lupa.
"Ketika sudah hafal juz 30 dan baru akan memulai menghafalkan surat Al Baqarah, tiba-tiba saja hafalan sebelumnya lupa," kata dia dengan suara serak.
Reporter : Irfan Abdurrahmat
Redaktur : Citra Listya Rini