Indonesia Peduli Suriah: Laknat Kebiadaban Tentara Bashar Al-Asad



Indonesia Peduli Suriah: Laknat Kebiadaban Tentara Bashar Al-Asad

Jakarta (VoA-Islam) – Hilal Ahmar Society Indonesia, sebuah NGO kemanusiaan yang peduli dengan tragedi berdarah di Suriah terus mengap-date kabar terkini. Dalam buletinnya, Hilal Ahmar memberitakan apa yang sesungguhnya terjadi di sana.
Dalam silaturahim dengan beberapa elemen umat Islam di Indonesia, Sabtu dan Ahad (16-17 Juni 2012) lalu, seperti Forum Umat Islam
(FUI), Ar Rahman Qur’an Learning (AQL) dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), aktivis kemanusiaan untuk Suriah (Syrian Society for Humanitarian Relief and Development),  Syaikh Ghiyats Abdul Baqi, banyak menjelaskan perihal kekejaman tentara Bashar Al-Asad dalam menyerang warga sipil tak bersenjata.
Syaikh Ghiyats yang didampingi sejumlah aktivis kemanusiaan Hilal Ahmar Society, diterima baik oleh Sekjen FUI KH. Muhammad Al Khaththath, Ketua AQL Ustadz Bachtiar Nasir, LC, dan Ketua Umum DDII Ustadz Syuhada Bahri di sekretariatnya masing-masing. Ketiga ormas itu menyatakan akan menggalang dana kemanusian bagi  Muslim Suriah yang saat ini tengah menderita.
Di hadapan jemaah, Syaikh Ghiyats Abdul Baqi, menyampaikan, tentara Bashar Al- Asad tak hanya membunuhi orang-orang dewasa, tetapi juga membunuh orang tua, anak-anak dan wanita. Lebih sadis lagi, kaum muslimah Suriah diperkosa terlebih dulu. Setelah disiksa dan dibunuh, jasad mereka dibakar agar tak dikenali jasadnya.
“Para muslimah Ahsunnah ditangkap, dipenjara kemudian diperkosa lalu dibunuh. Tidak puas sampai di saitu, mereka juga dibakar dan dibuang dipinggir-pinggir jalan hingga tidak dapat dikenali,” ungkap Syakh Ghuiyats dengan nada geram hingga meneteskan air mata.
Selain pembunuhan, kekejaman tentara rezim Bashar Al-Asad juga memaksa para tawanan dan tahanan dari kaum muslimin untuk menyebut dan mengakui bahwa Bashar Al Asad adalah satu-satunya sesembahan (tuhan). Jika mereka menolak,   penyiksaan keji dilakukan tentara Bashar Al-Asad.
Kondisi ini semakin parah, karena saat ini rakyat Suriah tidak memiliki dukungan, baik militer maupun medis dari negara manapun. Bahkan Iran, Hizbullah Syi’ah Libanon, Iraq, Rusia, dan China mendukung tindakan Bashar Al-Asad.
Syaikh Ghiyats juga menyampaikan, sejak 15 Maret 2011 hingga 15 Februari 2012, jumlah orang yang dibunuh oleh rezim Bashar Al Asad lebih dari 10.000 orang, diantaranya 600 perempuan, 430 anak-anak dan yang terluka mencapi 5.000-an. Mereka yang dipenjara lebih dari 100.000, sedangkan yang mengungsi ke Lebanon, Turki, Jordan, Arab Saudi, dan lainnya lebih dari 530.000.
Sementara itu, lebih dari 300 kabupaten, kecamatan, dan desa diserang oleh Bashar Al Asad dengan tank-tank, roket-roket, dan bom-bom. Puluhan masjid dan kaum muslimin yang sedang shalat di dalamnya diserang. Yang masih hidup, ada yang dipenjara, dibantai dan sebagian lagi melarikan diri.
Kekejaman Tentara Suriah
Kekejaman tentara Suriah pendukung Bashar Al Asad tidak kalah sadis dengan Fir’aun dan bala tentaranya. Baru-baru ini, sebuah video yang diduga kuat merupakan aksi kekejaman tentara Suriah diunggah di Youtube. Dalam video berdurasi semenit itu, tampak seorang pria dengan mata tertutup kain hitam sedang dikubur hidup-hidup.
Video itu diberitakan laman Inggris Daily Mail, belum lama ini. Tampak sekumpulan orang yang diduga tentara Suriah pimpinanBashar Al Asad mengubur hidup-hidup seorang informan media. Pria malang tersebut ternyata seorang informan kantor berita Al-Jazeera dan Al Arabiya yang sering merekam kekejaman tentara Asad. Tentara menemukan identitas pria yang berasal dari Al-Qussair dan kamera yang digunakan untuk merekam.
Video ini telah dilihat lebih dari 250.000 orang dari seluruh dunia. Kebanyakan komentarmenyerukan agar PBB bertindak tegas. Seperti diketahui, kekerasan dan kebidaban tentara Suriah telah berlangsung hampir sejak 2011, tetapi belum ada tindakan komunitas internasional mengani hal ini. Menurut laporan PBB, jumlah korban tewas telah lebih dari 8.000 orang, ratusan diantaranya anak-anak.
Kekejaman lain yang dipertontonkan tentara Bashar Al-Asad adalah ketika menembakan gas air mata dan peluru ke arah ribuan pengunjuk rasa yang tumpah keluar dari masjid setelah shalat Jumat (20/4/2012). Tentara Suriah juga membunuh warga sipil di provinsi Hama, meski ada gencatan senjata yang didukung PBB.
Lebih kejam lagi, tentara Bashar Al Asad juga menembaki Kamp Pengungsi Suriah di Perbatasan Turki. Beberapa stasiun televisi melaporkan bahwa pasukan telah menambaki warga Suriah yang mencoba untuk menyebrangi tanah tak bertuan di perbatasan untuk mencari perlindungan di Turki dari kekerasan di negeri mereka.
“Ini adalah pelanggaran yang sangat jelas tentang perbatasan. Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan,”kata Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengutip kantor berita Anatolia Turki, terkait insiden penembakan di perbatasan Turki.
Ladang Pembantaian di Rumah Sakit
Yang lebih memilukan lagi adalah saat Stasiun Televisi Channel 4 News memberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan terhadap kaum Muslimin Suriah saat berada di rumah sakit.
Salah seorang pekerja di rumah sakit tersebut secara sembunyi-sembunyi merekam penyiksaan tersebut dan mengirimkannya kepada stasiun televisi yang berpusat di Inggris tersebut. Berita ini juga dimuat dalam situs berita al-Arabiya 5 Maret 2012.
Video tersebut menampilkan seorang pasien yang sedang terluka ditutup matanya dan dibelenggu di atas tempat tidurnya dengan luka di sekujur tubuhnya. Beberapa alat penyiksaan seperti cambuk karet dan kabel listrik terlihat berada di atas meja di dalam salah satu ruangan rumah sakit tersebut.
Menurut aktivis HAM Suriah, Pemerintah Suriah memerintah agar para korban yang terluka dalam pembantaian di Homs di bawa ke rumah sakit militer, dan menyiksa mereka hingga meninggal di sana.
Karyawan rumah sakit yang merekam kejadian tersebut menyatakan bahwa ia telah berulang kali mencoba untuk menghentikan perbuatan biadab tersebut, namun ia justru dicap sebagai ‘pengkhianat’.
“Saya melihat beberapa korban disiksa dengan disetrum, dicambuk, dipukul dengan tongkat, dan kakinya dipatahkan. Mereka memelintir kaki para korban sampai kaki mereka patah,” cerita serang karyawan kepada salah seorang kameramen asal Perancis yang mengambil resiko atas nyawanya untuk meliput pembantaian  di Suriah.
Selain itu, mereka melakukan operasi tanpa anestesi. Saksi mata menyaksikan mereka membenturkan kepala para korban ke tembok, membelenggu korban di atas kasur dan menahan mereka dari minum. Beberapa, bahkan, ada yang kemaluannya diikat agar tidak bisa buang air kecil.
Penyiksaan tersebut dilakukan oleh ahli bedah dan staf medis lainnya, termasuk perawat laki-laki. Saksi juga mendengar para pasien berteriak saat mereka ditendang dan dipukul di ruang ambulans, ruang X-Ray, bahkan di dalam ruangan ICU.
Berita semakin menguatkan laporan dari sebuah komisi independen Internasional adalah ketika menyatakan bahwa pasukan keamanan Suriah telah melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan atas rakyat sipil meliputi: pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan penahanan. Desastian

0 komentar:

Posting Komentar