Namun musuh yang dihadapi ternyata lebih banyak, Mushab bin Ummair ternyata tidak mampu melawan semua. Datanglah kepada beliau seorang musuh berkuda bernama Ibnu Qumaiah, lalu menebas tangan kanan Mushab Bin Ummair, hingga bendera yang digenggamannya terjatuh.
Melihat bendera tersebut terjatuh, Mushab Bin Ummair langsung memungutnya dengan tangan kirinya. Lalu kemudian, tangan kirinya ditebas lagi hingga terputus dan bendera berlafadzkan kalimat Tauhid itu terjatuh kembali. Melihat bendera tersebut terjatuh, beliau memungut kembali, bersusah payah dengan sisa-sisa lengannya, akhirnya beliau peluk dengan erat bendera itu, agar tidak terjatuh lagi. Melihat Mushab Bin Ummair tidak berdaya, akhirnya musuh pun menyudahi penderitaan Mushab dengan menusukkan 3 tombak kearah punggung hingga tembus kedada beliau, dan akhirnya membuat beliau Syahid…”
Bayangkan, rasa sakitnya tangan yang ditebas oleh pedang hingga terputus, bagi Mushab Bin Ummair ternyata jauh lebih sakit melihat bendera berlafadzkan “Laa illaa ha illallah, Muhammadarasulullah” itu terjatuh.Seperti itulah hakekat cinta, jika cinta sudah merasuk kedalam hati, maka tiada kata selain melindungi apa yang dicintai, walau nyawa sebagai taruhannya. Tak peduli seberapa besar rasa sakit yang diterima, tak peduli seberapa luka yang dirasa, semua akan dipertaruhkan demi apa yg dicintai. Rasa sakit baru akan terasakan, jika yang dicintai pergi meninggalkan.
Maka cintailah Allah Semata, yang Pastinya akan selalu ada dan takkan pergi Meninggalkan, selama kita tetap setia kepada-Nya dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta mencintai sesuatu dan membenci sesuatu karna Allah, agar senantiasa kita dapat terus menjaga cinta kita untuk-Nya selamanya.
“Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. At-Tirmidzi)Rasulullah Bersabda :
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imraan: 31)
http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2013/10/21/27240/makna-mencintai/